25 - Bad Condition

145 15 0
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKA, YA ^^

--- >•< ---

Isham menatap langit kamarnya. Pikirannya tertuju pada kejadian di sekolah tadi. Tangannya tergerak membuka chat WhatsApp yang membahas gosip tentang dirinya memeluk seorang perempuan yakni adik dari temannya sendiri.

"ARGHHH KENAPA JADI GINI, SIH?!" teriaknya memenuhi kamarnya.

Isham melempar handphonenya setelah membisukan notifikasi WhatsApp grub itu. Pikirannya hanya satu, siapakah yang menyebarkan berita hoax ini?. Tidak mungkin jika tidak ada yang menyebarkan gosip miring itu, fotonya di edit hingga terlihat bahwa foto itu asli.

Dia kembali mengambil handphonenya, lalu mencari kontak yang menyebarkan fotonya itu. Hasilnya ia melihat bahwa orang yang menyebarkan berita miring itu sudah keluar dari grub WhatsApp. Masih ada nomor yang tertera disana.

Isham bergerak ke meja belajar untuk mengambil kertas dan bolpen. Tangannya tergerak menulis setiap digit nomor yang menjadi pusat perhatiannya. Dengan mengandalkan kemampuan pas-pasan, ia melacak nomor itu.

Dia mengulang kembali melacak nomor itu untuk mengetahui siapakah dalang dari ini semua. Namun hasilnya nihil. Ia mengacak rambutnya kesal. Dulu ia sering melacak nomor, tapi entah kenapa kali ini sangat sulit.

Isham teringat sesuatu. Dia berusaha berfikir positif atas kejadian yang ia alami sekarang ini. Kata-kata yang selalu ia ingat, dibalik setiap ujian pasti ada hikmah di dalamnya.

Terlintas dipikirannya apakah ini memang ujian untuk dirinya agar lebih menjaga jarak dengan yang bukan mahramnya?. Ya, ia rasa demikian. Kejadian asli yang ia alami bukanlah seperti yang ada di foto hingga dirinya memeluk perempuan bukan mahramnya.

Ini menjadi pembelajaran untuk dirinya pribadi. Walaupun ia sudah menjaga jarak hingga menghindari kontak fisik saja masih menimbulkan fitnah, apalagi lebih?.

"Astagfirullah. Maafin Isham, ya Allah."

- 🌻🌻🌻 -

Zahira melihat pemandangan malam dari jendela kamarnya. Langit menunjukkan keindahannya dengan bintang yang berkilauan indah. Ditambah lagi langit yang cerah serta gemerlap lampu kota menyempurnakan indahnya malam ini.

Tapi tidak dengan kondisi hati dan moodnya. Sudah berulang kali ia menyibukkan diri melupakan kejadian yang ia alami, namun hasilnya nihil. Ingatannya terus berputar pada kejadian yang menimpanya.

Sungguh, ia benci dengan kondisinya yang sekarang. Mata bengkak, semangat belajar yang menurun, bahkan untuk hafalan dan murajaah saja ia jadi tidak fokus.

Biasanya Azhar yang akan menyimak hafalannya saat Papanya sedang bekerja keluar kota. Atau adu mulut hingga berebut makanan dengan Azhar.

Lagi-lagi air matanya memaksa untuk keluar. Ingat sangat lelah dengan semuanya, sungguh. Biasanya ada Azhar yang menghiburnya dan membelikannya Cimory saat moodnya buruk.

Sekarang, ia membenci dirinya sendiri. Meski ia tak melakukan hal bodoh seperti tuduhan dalam foto itu, tetap saja ia merasa bersalah. Zahira merasa gagal menjaga dirinya sendiri.

Untung saja Papanya sedang di luar kota untuk bekerja. Kalau tidak, mungkin ia akan diinterogasi habis-habisan.

"Bantu Zahira, ya Allah."

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang