08 - Azhar's Angry

305 21 0
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKA, YA ^^

--- >•< ---

"Gila banget, sih, udah ganteng, pinter, rajin sholat lagi," ucap Adiba setelah kembali dari sholat Dhuha bersama Nazhifa. Zahira tidak ikut sebab ia berhalangan untuk sholat.

"Damagenya nggak ada obat parah!" ucap Nazhifa menanggapi.

"Kalian ngomingin apa?" tanya Zahira kembalinya dari kantin membeli air mineral. Dia kemudian duduk di dekat Zhifa dan membuka air mineral yang ia beli untuk di minum. Sebelumnya ia membaca basmalah terlebih dahulu.

"Gila, Zah, lo tau nggak sih?!" Adiba menjeda ucapannya.

"Nggak," sahut Zahira singkat.

Adiba berdecak sebal, "Gue belum selesai ngomong, ih!"

Zahira tertawa melihat ekspresi wajah temannya itu, "Lanjut."

"Gue sama Zhifa baru tahu kalau ada cogan anak kelas sebelah sering sholat Dhuha!" ucap Zhifa sangat antusias.

"Hah?" tanya Zahira binggung. Ia merasa aneh dengan kedua temannya ini. Tak biasanya dua temannya ini membahas hal yang tak pernah mereka bahas.

"Kasih paham, Zhif!" suruh Adiba

"Lo tau anak kelas sebelah yang namanya Isham?" tanya Zhifa di balas anggukan kepala oleh Zahira.

"Gue bari tahu ternyata di rajin sholat Dhuha woi!" ucapnya heboh.

"Dan satu lagi yang harus kalian berdua tau, dia juga sering banget jadi imam pas sholat tarawih!" ucap Adiba tambah heboh.

"Kok lo tahu, Dib?" tanya Nazhifa penasaran. Balqis hanya diam menyimak.

"Kan gue satu komplek sama dia," jawab Adiba membuat Nazhifa terkejut.

"Lah nggak kena mental lo tetanggaan sama dia?," Nazhifa semakin kepo.

"Beh, banget gue sih! Dan lo tau, gue pernah diginiin sama Mama gue, 'kamu tuh ya, anak gadis tapi bangunnya siang! Lihat tuh, Isham, anak cowok tapi rajin sholat subuh di masjid', bayangin dah tuh, kenal mental gue."

"AHAHAHAHA KENA MENTAL GA TUH," Nazhifa tertawa semakin kencang.

Zahira hanya menyimak dengan tenang percakapan antara dua temannya itu. Ingin merespon tapi binggung mau merespon seperti apa. Jadi dirinya memilih untuk diam.

"Halu gue makin nggak ada akhlak banget!" kata Adiba sambil membayangkan siswa yang ia puji itu.

"Heh! Nggak boleh," ucap Zahira pada Adiba.

"Gimana gue nggak halu, Zah! Udah good looking, akhlaknya ganteng juga," Zahira menggelengkan kepala melihat tingkah Adiba.

"Iya, tau. Jangan terlalu di haluin banget. Kagum boleh, berlerlebihan jangan."

"Dan satu lagi, dia tuh jaga jarak banget sama cewek! Kalau diajak jabat tangan sama yang bukan mahramnya, di langsung nolak."

Zahira memalingkan wajahnya ke samping. Entahlah, ucapan Adiba sangat berpengaruh bagi detak jantungnya. Saat kemarin Isham menolongnya, ia dapat menyimpulkan bahwa dia anak yang baik. Terlebih ia membuktikan sendiri, untuk berdiri di dekatnya saja ia membuat jarak cukup jauh.

'MasyaAllah, ya Allah,' ucapnya dalam hati.

"Semakin susah dong lo buat milikin tetangga sendiri, hahahaha," ucap Nazhifa.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang