04 - About the feeling

406 27 0
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKA, YA ^^

--- >•< ---

Zahira melipat mukena warna hijau army miliknya. Selepas melaksanakan sholat Maghrib dan mengaji, ia akan menemui Papanya untuk menyetorkan hafalan surah yang sudah ia hafalkan kemarin.

Azhar dan Zahira memang sudah diajarkan untuk menghafal Al Qur'an sejak kecil. Dulu saat masih Sekolah Dasar mereka bersekolah di sekolah yang berbasis agama Islam. Yang mana mengharuskan mereka untuk menghafal Al Qur'an.

Hingga saat masuk jenjang SMP mereka masuk di sekolah negeri. Sehingga untuk menjaga hafalan mereka yang sudah diusahakan sejak SD, orang tua mereka mengajarkan mereka untuk tetap menghafalkan Al Qur'an. Baik untuk menjaga hafalan mereka maupun menambah hafalan mereka.

Awalnya memang berat bagi mereka, dimana usia remaja hanya ingin menikmati masa muda mereka untuk bersenang-senang. Namun saat mengetahui keutamaan sebagai penghafal Al Qur'an, mereka jadi semangat untuk istiqamah menghafal Al Qur'an.

Memang tidak mudah untuk menghafal Al Qur'an. Butuh niat yang tulus dari hati yang ikhlas. Apalagi untuk istiqamahnya, susah untuk mempertahankannya. Kunci agar bisa istiqamah dalam menghafal Al Qur'an, ingat niat awalmu untuk apa. Jika memang benar-benar niat lillahi ta'ala karena Allah, insyaallah akan mudah untuk istiqamah.

Zahira mengetuk pintu kamar Papanya, mengucapkan salam sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam. Pintu kamar ia buka saat mendengar Papanya menjawab salamnya. Terlihat Papanya yang sedang tidur berbaring.

"Papa beneran sakit?" tanya Zahira yang sudah berada di dekat Papanya.

"Nggak, kata siapa?" tanya Papanya mengelus kepala anaknya yang terbalut jilbab.

"Kata mama tadi."

"Kamu nanti setor hafalannya sama Abang aja, ya. Minta Abang buat nyimak hafalan kamu. Bentar lagi Abang pasti pulang."

"Tuh, kan beneran sakit."

"Nggak, cuma kecapekan saja."

"Yaudah Zahira keluar dulu, ya. Papa cepet sembuh. Assalamu'alaikum," ucapnya sambil mencium punggung tangan Papanya.

"Wa'alaikumussalam."

- 🌻🌻🌻 -

Suara deru motor yang memasuki halaman rumah membuat Zahira terbangun dari tidurnya. Dirinya yakin itu pasti Abangnya yang sudah pulang sehabis mengaji dengan taman-temannya. Sambil menunggu kepulangan kembarannya itu, Zahira sempat belajar, tapi ketiduran.

Dirinya menunggu kepulangan kembarannya itu sejak Papanya menyuruhnya tadi. Pikirnya Azhar tidak akan pulang sampai malam. Ternyata jam sudah pukul sembilan malam lewat tiga puluh tiga menit baru sampai ke rumah.

"Lama banget sih lo pulangnya!" ucapnya setengah marah.

"Lo kemana aja, sih? Perasaan lo tadi keluar habis Dzuhur tapi pulang sampai jam segini. Betah baget lo main," protes Zahira.

"Heh gue nggak main! Gue ngaji noh di rumah ustad."

"Ngapain lama banget?" tanya Zahira.

"Gue tadi udah pulang, balik lagi habis Maghrib di undang makan bareng di rumahnya ustad."

"Oh, kirain."

"Lah lo nungguin gue?" tanya Azhar dan di jawab anggukan kepala oleh Zahira.

"Tumben, mau ngapain?" tanyanya penuh curiga.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang