39 - The Fact

148 15 7
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKA, YA ^^

--- >•< ---

"Ngapain lo berdua kesini?" sinis Azhar saat kedua temannya masuk ke ruang inapnya menjenguk dirinya.

"Astagfirullah, pren, Heh! Orang kalau sakit ya seneng di jenguk temennya, lo malah sinis!" jawab Rafkha.

"Lo dikasih tahu siapa kalau gue disini?"

"Kembaran lo, lah. Siapa lagi?"

"Nggak yakin gue kalau lo cuma jenguk."

"Wah, dosa lo su'udzon sama gue."

"Jujur aja lo, jujur," desak Azhar.

"Lo sakit aja ngeselin, Zhar. Sakit tuh banyakin berdoa, kurangin ngeselinnya!"

"Makanya lo jangan mancing!"

"Lo aja yang kepancing."

"Gue usir juga kalau lo bukan temen gue."

"Berisik," ucap Isham bersuara.

"Dari pada lo diem mulu kek lagi sariawan!"

"Mulut lo lama-lama ngeselin ya, Kha."

"Assalamu'alaikum," ucap Mama Santi masuk ke dalam ruangan yang berisi tiga orang remaja laki-laki itu, diikuti Zahira yang menenteng plastic di kedua tangannya.

"Wa'alaikumsalam," jawab ketiganya.

"Wah, jadi rame. Kalian baru sampai?"

"Iya, tan."

"Tante Santi apa kabar?" tanya Isham.

"Apa kabar tante?"

"Baik, kalian gimana?"

"Alhamdulillah baik, tante."

"Oiya, itu tadi tante beli makanan. Kalian makan, ya?"

"Ah, nggak usah tante, nanti ngrepotin," ucap Rafkha malu-malu.

"Nggak usah jaim deh lo, Kha. Biasanya juga lo habisin kalau ada makanan," ucap Azhar.

Rafkha menatap tajam Azhar, "Jangan percaya tante, Azhar suka bohong."

"Mana ada maling ngaku," sindir Azhar. Lagi-lagi tatapan tajam ia tujukan untuk Azhar.

"Jangan dengerin Azhar tante."

Mama Santi tertawa melihat tingah anak dan temannya itu, lalu fokusnya beralih pada Isham yang sedari tadi hanya diam dan tersenyum, "Kamu masih sama kaya dulu ya, Ham, paling kalem."

"E-eh? Nggak kok, tan."

"Halah! Isham mah, sok-sok an jaim, tan."

"Emang kalem, Ma. Cocok kali ya jadiin mantu Mama," ucap Azhar menggoda Zahira. Zahira yang di tatap Azhar seperti itupun langsung melotot kearah kembarannya itu.

Mama Santi tertawa untuk yang kesekian kalinya, "Boleh."

"KIW LAMPU IJO HAM! GAS, HAM, GAS!"

"Diem lo, berisik."

"Biasanya yang ngomong malah yang pengen, Ma," ucap Zahira.

"Gila, lo! Gue masih normal!"

"Udah dulu ya, berantemnya. Nih makan dulu. Abisin ya, Ham, Kha. Nanti kalau kurang bilang aja, tante beliin lagi."

"Asek, makan, nih. Buat tante Santi, makasih banget pokonya! Rafkha doain biar rezekinya lancar, sehat terus ya, tante," kata Rafkha.

"Aamiin."

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang