05 - Frightened

336 23 0
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKA, YA ^^

--- >•< ---

"Ke masjidnya naik motor aja, ya? Biar cepet," tanya Nazhifa pada dua temannya, Zahira dan Adiba.

"Lah gue gimana dong? Gue kan nggak bawa motor," jawab Adiba sekaligus bertanya pada dua temannya.

"Pake motor gue aja, Dib. Gue bonceng Zhifa."

"Kebiasaan lo, Zah. Suka banget cari tebengan."

"Kalau ada yang enak kenapa cari yang ribet."

"Iya, Zah. Iya."

Mereka mengendarai motor masing-masing untuk pergi ke masjid yang biasa Balqis kunjungi. Masjid sekolah yang masih di renovasi membuat mereka mau tak mau harus mencari masjid untuk sholat. Untungnya sih, sudah jam pulang sekolah. Jadi bebas tak ada yang perlu di takutkan seperti di hukum atau sebagainya.

Beda lagi kalau sholat dzuhur. Belum jamnya pulang sekolah, jadi mengharuskan siswa siswinya berantrian untuk bisa melaksanakan sholat.

Mereka bertiga segera berwudhu saat sampai di masjid agar bisa bergabung dengan sholat berjamaah. Sebab sangat disayangkan jika melewatkan sholat berjamaah dari pada sholat sendirian.

Selagi ada kesempatan buat sholat jamaah ya jangan si sia-siakan. Beda lagi saat dirumah, perempuan lebih baik sholat di rumah.

Selesai sholat, Balqis buru-buru memakai sepatunya. Diikuti oleh teman-temannya yang masih berdebat memperdepatkan masalah mukena yang mereka pakai tadi.

"Ck, harusnya gue tadi yang pake mukena warna coklat," protes Adiba karena mukena incarannya yang tersedia di masjid itu di pakai oleh Nazhifa.

"Allahu Akbar. Maaf, Dib. Maaf, elah."

"Gemoy tau warna coklat tuh," ucapnya yang sangat suka dengan segala benda yang berwarna coklat. Katanya sih, gaya beruang grizzily. Gemesin gimana gitu.

"Nanti deh lo peluk beruang lo pas sampe rumah," ucap Nazhifa mengalihkan pembicaraan mereka.

"Debatnya di tunda dulu, ya, Zhifa sama Diba. Keburu di mulai, nih."

"Gue lupa kalau hari ini ada ekskul jurnalis!" ucap Diba menepuk kepalanya refleks.

"Kuy, cepetan! Biar ga telat." ucap Nazhifa yang sudah duduk di atas motornya.

BERANGKAT!

Zahira menghampiri Nazhifa untuk membonceng temannya itu. Setelah ia mengambil posisi yang pas, barulah Nazhifa menstarter motornya keluar dari halaman masjid itu.

Saat itu juga, ia melihat siswa yang tam asing baginya. Seperti pernah ia lihat, tapi siapa?. Ah iya, dirinya ingat sekarang. Siswa itu yang pernah ia lihat di tempat yang sama saat ia bertemu dengan Abangnya. Zahira mengingat nama siswa itu. Ham? Gatau lah, Zahira lupa.

'Apa emang rajin ke masjid, ya? Kelihatannya cowok baik.' batinnya bersuara.

'Astagfirullah, Zahira, ga boleh kaya gitu. Jangan lihat dari covernya' lanjutnya dalam hati.

Sesampainya di sekolah, Zahira menyimpan dulu mukena yang ia pakai untuk sholat Ashar tadi. Saat keluar kelas, tangannya di tarik oleh seseorang.

"Yok, balik!" ucap siswa yang menarik tangannya tadi. Azhar ternyata.

"Gue ada ekskul jurnalis dulu, Bang."

Azhar menepuk jidatnya pelan, "Gue lupa!"

"Dahlah, pulang sono!" ucap Zahira mengusir kembarannya itu.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang