29 - Spirit of Study

131 13 0
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKA, YA ^^

--- >•< ---

"Udah mau pulang, Bang?" tanya Rafa.

"Iya, mau ngaji. Udah selesai belum tadi tugasnya?"

"Masih kurang satu nomor. Nanti aja gue coba ngerjain sendiri, Bang."

"Kalau masih binggung atau nggak nemu jawabannya, chat gue aja. Atau boleh ke rumah gue sekalian main. Tapi gue pulang ngaji habis Isya'."

"Lama bener ngaji lo, Bang. Lo berangkatnya habis Dzuhur, kan?" heran Rafa.

Isham mengangguk sebagai jawaban, "Kenapa emang?"

"Lama banget belajar apa aja, Bang?"

"Ngaji sih, yang utama. Tapi belajar banyak juga, bukan cuma asal ngaji aja. Tajwid, hafalan, belajar fiqih juga."

"Nggak pusing, Bang?"

"Kalau secara fisik emang capek. Balik lagi, kalau niatnya bener-bener buat cari ilmu Insyaallah nggak."

"Apa yang buat Bang Isham rajin banget buat belajar?"

"Niat yang pertama Abang niatkan karena Allah, untuk mencari ridha Allah."

Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah No. 224)

"Kedua, buat diri sendiri. Abang pengen bukan cuma bisa dalam ilmu pengetahuan, tapi juga ilmu agama. Terlebih kita laki-laki yang mana kelak jadi pemimpin. Contoh sederhananya gini, pemimpin negara nggak mungkin cuma asal jadi pemimpin aja. Pasti harus punya ilmu harus tahu cara memimpin rakyatnya. Sama kaya kita sebagai kaum Adam, yang kelak akan jadi seorang pemimpin. Maka dari itu, pemimpin harus tahu cara memimpin yang di pimpinnya. Bukan hanya kasih kebahagiaan dunia, tapi harus tahu juga cara membimbing makmumnya ke surga."

Rafa speechless mendengar penuturan Isham. Dia memang masih remaja yang belum stabil emosi juga sikapnya masih childish. Tapi kalau soal beginian, ia rasa sangat paham dan memang harus dia pikirkan.

"Masyaallah, Bang. Kata-kata lo bikin terbang-terbang, asli dah."

Isham tertawa mendengarnya, "Lo kira gue pesawat pake terbang segala."

"Habisnya kagum sama lo, Bang."

"Ah apaan dah, lo. Jangan kagum sama gue. Nggak ada yang bisa di kagumin dari gue."

"Masyaallah, udah ganteng, pinter, nggak sombong lagi. Beruntung bener ntar yang jadi jodoh lo, Bang."

"Mikir lo kejauhan. Dahlah, gue pamit dulu mau ngaji. Jangan males belajar, yang tadi di ulang lagi biar nggak lupa sama rumusnya."

"Makasih buat es teh sama ilmunya, Bang. Hati-hati," Isham mengangkat jempolnya sebagai jawaban.

- 🌻🌻🌻 -

"Diba! Itu punya gue jangan lo habisin!"

"Minta dikit doang, Zhif," tawar Adiba.

"Definisi dikit menurut lo beda sama orang normal, makanya gue protes," ujar Nazhifa.

"Itu kan lo masih ada satu bungkus Lays. Nah ini buat gue aja," minta Adiba.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang