26 - Suspicious

149 13 0
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKA, YA ^^

--- >•< ---

"Susah banget, sih."

"Caranya udah bener, kok masih salah, sih!"

Zahira menyerah mencari jawaban atas soal fisika yang ia kerjakan. Bukan, bukan menyerah. Hanya istirahat sebentar.

Ia menyibukkan diri agar bisa melupakan kejadian yang membuatnya ingin menghilang dari bumi.

"Masa gitu doang nyerah," ucap Azhar dari belakang Zahira.

Zanira menengok ke belakang, mendapati Azhar dengan wajah tersenyum cerah. Zahira bangkit dari duduknya, memeluk Azhar dengan erat seakan tak ingin melepaskan.

"Jangan marah lagi," ucap Zahira dengan suara bergetar.

"Cih, gitu aja cengeng lo bocil."

"Maaf, ya. Isham udah cerita yang sebenarnya tadi," ucap Azhar.

Zahira mengangguk, "Lo serem kalau marah."

"Ah masa," goda Azhar.

"Ck, nyebelin," ucap Zahira mencubit perut Azhar.

"Aw, tangan lo kalau nyubit ngena banget gila."

"Gue masih binggung deh, Zah, yang nyebarin foto itu siapa?" tanya Azhar.

"Ih, nggak usah di bahas lagi kenapa, sih. Biarin aja yang penting gue diem nggak macem-macem."

"Kepo aja, motifnya nyebarin kaya gitu buat apa."

"Dibilang jangan di bahas lagi, ih!"

"Lo tahu nggak, kenapa gue marah kemarin?" tanya Azhar, Zahira menggelengkan kepalanya.

"Gue ngerasa gagal jadi kakak buat lo. Gue takut gagal jagain lo. Gue nggak mau Papa kecewa sama gue karena gue nggak bisa jagain putri Papa. Gue nggak mau kejadian lima tahun lalu ke ke ulang lagi."

"Lo nggak gagal, gue aja yang nggak bisa jaga diri. Ini pelajaran buat gue, sedeket apapun sama laki-laki, walaupun udah jaga jarak masih aja jadi fitnah. Apalagi kalau lebih."

Azhar tersenyum menggoda, "Mending lo sama Isham nikah aja deh, Zah, biar nggak jadi fitnah."

Zahira melototkan matanya, "Heh! Mulutnya!"

"Kok di tabok, sih."

"Habisnya lo kalau ngomong ngasal aja nggak mikir dulu."

"Kan kali aja sama-sama berminat," ucap Azhar menaik turunkan alisnya.

"Nggak!"

"Cih, mulut doang bilang nggak. Aslinya mau kan, lo? Ngaku lo!"

"Apaan sih, Bang!"

"Nah loh pipi lo merah. YHAAAAAA!"

"Daripada lo banyak omong mending ajarin gue fisika deh, Bang."

"Yaudah mana."

- 🌻🌻🌻 -

Setelah sholat Dhuha bersama Azhar dan Rafkha saat istirahat tadi, Isham memilih membelokkan langkah kakinya ke perpustakaan.

Retinanya menelusuri buku yang ia cari. Satu persatu judul buku ia baca, namun tak ada satupun buku yang ia maksud. Hingga akhirnya ia beralih menelusuri rak yang ada di belakangnya.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang