30 - Is he?

128 11 0
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKA, YA ^^

--- >•< ---

Zahira berkeliling mencari toilet yang ada di Mall tersebut. Biarlah jika dia terlalu jauh berjalan. Sebenarnya hanya alasannya saja berpamitan ke toilet. Dia hanya ingin menghindari teman Azhar. Hatinya sakit jika teringat kejadian yang membuatnya dimaki warga sekolah.

Tidak, dia tidak membenci teman Azhar. Mereka hanya korban, bukan pelaku yang menyamar menjadi korban. Hanya saja dia tidak ingin teringat lagi kejadian yang menyakitkan bagi dirinya. Dia ber possitive thinking, mungkin kejadian kemarin memang benar-benar teguran dari Allah untuknya.

Meskipun ada Azhar disana, dia hanya ingin mencari aman. Mungkin setelah ini dia akan terus berjaga jarak bila Azhar bertemu dengan teman-teman saat bersamanya.

Zahira tersenyum kala menemukan toilet setelah berkeliling memutari Mall. Lalu ia masuk untuk membasuh wajahnya. Kali ini dia tidak ingin berbohong lagi, oleh karena itu dia masuk ke toilet sekedar untuk membasuh wajahnya.

Zahira membasuh wajahnya di wastafel yang ada di toilet itu. Lalu menatap pantulan dirinya melalui cermin di depannya.

"Muka gue kadang cantik, tapi kadang kaya yah gitulah. Eh, dosa banget kalau gue nggak bersyukur," gumamnya pada diri sendiri.

Sedang asik menatap pantulan dirinya dari cermin, ponselnya yang berada di tas kecil berbunyi. Nama Azhar tertera disana.

"Assalamualaikum" ucap Azhar di seberang sana. Zahira diam tak menjawab.

"Woi, jawab! Dosa kalau nggak jawab."

"Gue lagi di toilet, Bang."

"Oh, maaf, deh. Nggak tau gue."

"Ngapain telfon?"

"Lama banget kemana aja? Balik cepat."

"Ck, iya-iya! Maksa banget, sih."

"Diem disitu, gue aja aja yang kesana."

"Gue di toilet lantai dua, yang deket mushola."

"Oke, tungguin. Jangan kabur lo."

"Iya-iya."

Sambungan terputus, Zahira memasukkan kembali ponselnya ke dalam Sling bag. Zahira membenarkan hijabnya lalu segera keluar dari toilet itu.

"Berasa tahanan nih, gue. Ke toilet aja dipantau."

Saat melewati pintu keluar, ia mendengar suara remaja laki-laki yang sepertinya ia kenal. Dari samping yang ia lihat sepertinya ia kenal. Zahira berdiri agak sembunyi, ingin memastikan bahwa orang yang ia maksud memang benar ia kenal. Namun hal yang tak terduga mengejutkan dirinya.

"Gue udah sebarin foto Zahira sama Isham yang kemarin udah di edit," ucap laki-laki itu.

"Terus kenapa lagi lo telfon gue? Gue harus bantu lo apa lagi?" ucap seseorang dalam telfon itu.

"Kasih tau gue ide lah biar bisa bikin rencana kedua gue berhasil."

Zahira memilih segera pergi dari tempat persembunyiannya. Perasaannya tak bisa ia jabarkan. Antara benci, tak percaya, hingga emosi mendengarnya. Benci sebab harus mengingat kejadian itu kembali, dan tidak percaya jika Bian- teman sekelasnya sendiri- adalah pelakunya.

Setelah Zahira keluar dari toilet, dia mendapati Azhar yang menunggu di depan sana. Buru-buru ia mendekat dan mengajak pulang Azhar.

"Ngapain aja, sih, lama banget," ucap Azhar begitu Balqis sudah di dekatnya.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang