49 - Cat

114 13 0
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKA, YA ^^

--- >•< ---

Sinta memijit pelipisnya pusing melihat keributan tiga orang didepannya ini. Sudah tujuh menit tiga gadis di depannya ini meributkan tempat belajar mereka sepulang sekolah nanti. Sedangkan ia hanya diam menunggu keputusan tiga orang dihadapannya ini.

"Jadi gimana?" tanya Sinta yang mulai jengah.

"Udah di rumah gue aja," jawab Zahira.

"Rumah Adiba aja, Zah, banyak makanan," sanggah Zhifa.

"Enggak mau, Zhifa. Kan udah pernah, gantian rumah gue aja," tegas Zahira

'Gue enggak mau ketemu sama tetangga Adiba, Zhif,' batin Zahira dalam hati.

"Biasanya juga lo gas aja, Zah," ucap Adiba.

"Gue mager kesananya," ucap Zahira beralasan.

"Ah ribet lo semua. Ke rumah gue aja deh kalau gitu," ucap Sinta.

"Enggak! Rumah lo kejauhan," jawab mereka bertiga bersamaan.

"Buset srepet bisa bareng gitu."

Suara dering ponsel menghentikan perdebatan mereka. Zahira merogoh saku roknya lalu mengangkat telfon dari Azhar.

"Gue udah di tunggu sama Azhar, duluan, ya!" pamit Zahira berlari meninggalkan Adiba, Zhifa dan Sinta yang masih cengo.

"Eits ini jadinya di rumah siapa?" tanya tanya Zhifa.

"Di rumah gue, enggak ada penolakan. Babai gue duluan, Assalamu'alaikum!" final Zahira.

"Wa'alaikumussalam."

"Zah, jangan lupa shareloc alamat rumah lo!" titah Sinta.

"Iya, nanti."

-🌻🌻🌻-

Zahira berjalan menyusuri koridor kelas dua belas. Kabar yang ia dapatkan dari Azhar bahwa kembarannya itu sudah menunggunya di parkiran membuatnya harus cepat-cepat menemui kakaknya itu. Dilihatnya dari jauh Azhar sedang bersama dengan dua orang temannya. Zahira mencebikkan bibirnya kesal. Lagi-lagi ia harus bertemu dengan Isham, laki-laki yang membuatnya kagum sekaligus menghindari pertemuan dengannya sekarang.

Keputusannya untuk menjauh dari laki-laki itu sudah ia putuskan sejak obrolannya dengan Isham waktu itu. Em, bukan sengaja menjauhi, memang seharusnya menjauh dan menjaga jarak sebab bukan mahramnya. Ia mengeluarkan ponselnya lalu mencari kontak Azhar. Terlihat dari tempatnya berdiri, Azhar membuka ponselnya dan meempelkan ponsel itu pada telinga.

Assalamu'alaikum

Wa'alaikumussalam

Udah selesai belum? Ke parkiran cepetan gue tunggu disini

Enggak mau, gue udah di depan gerbang. Lo kesini aja

Yaudah tungguin gue

Iya, Assalamu'alaikum

Wa'alaikumussalam

Azhar memakai helmnya segera menyusul Zahira. Sebelum itu, ia berpamitan untuk pulang terlebih dahulu pada Isham dan Rafkha yang masih menunggu Bian.

"Gue duluan," pamit Azhar pada dua temannya.

"Tiati awas nabrak semut," ucap Rafkha sedang Isham hanya mengangguk mengiyakan.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang