Margaret sangat bosan disini namun ia juga tak diperbolehkan keluar kemanapun. Hal yang sama juga terjadi pada Elise. Perempuan itu hanya bersadar di tepi jendela dengan mata kosong yang menyiratkan kebosanannya. Dakota tak seperti bayangannya. Semuanya terasa kosong walaupun mereka tak menampik bahwa semua kebutuhan mereka terpenuhi disini.
Tiba - tiba pintu diketuk kemudian muncul Cedric dari sana. Margaret memalingkan wajahnya kemudian memutar bola matanya jengah. Selalu Cedric yang masuk kemari, selain itu hanya pelayan. Berbeda dengan Margaret, Elise justru bangkit sambil memberi hormat sesaat.
"Putri Margaret, aku datang lagi." Cedric menyapanya dengan halus, seakan memberi kode untuk menoleh padanya.
"Ya, aku tahu. Tapi bukan kau yang ingin ku temui." Jawab Margaret malas.
"Lalu siapa ?" Bahkan lelaki itu masih sopan disana.
"Pangeran Kenneth, siapa lagi memang."
"Apa ada sesuatu penting yang ingin kau sampaikan pada Pangeran Kenneth ? Aku akan menyampaikannya nanti."
"Mengapa aku tidak boleh menemuinya ?"
"Pangeran Kenneth sangat sibuk, Yang Mulia. Kau harus membuat janji bila ingin bertemu dengannya." Cedric menjawabnya dengan sangat ramah, membuat Margaret spontan menoleh dengan tatapan menyelidiknya.
"Jangan - jangan kau berbohong padaku selama ini. Kau adalah Pangeran Kenneth sesungguhnya kan ?"
"Yang Mulia, Pangeran Kenneth jauh berbeda dariku. Ia sangat tinggi dan selalu memakai baju berwarna hitam." Cedric menahan tawanya disana.
Margaret dan Elise spontan memperhatikan Cedric lekat - lekat. Pakaian yang dikenakan Cedric seperti pakaian yang dikenakan pria yang dibunuh Margaret beberapa hari yang lalu, yaitu kombinasi biru dan coklat. Menurutnya juga, Cedric sudah sangat tinggi. Lalu seberapa tinggi Pangeran Kenneth ?
"Berapa tinggimu ?" Tanya Margaret langsung pada intinya.
"Seperti yang kau lihat, tinggiku hampir mencapai pintu ini."
"Lalu Pangeran Kenneth ?"
"Mungkin sedikit lebih tinggi dari pintu ini. Ia perlu menunduk untuk masuk kemari." Cedric mengira - ngiranya.
"Yang Mulia benar - benar sangat tinggi." Celetuk Elise pelan.
"Aku kemari hanya ingin menyampaikan sesuatu." Cedric kembali pada topik pembicaraan awal. Ia membuka sebuah perkamen kemudian membacanya dengan tenang di depan mereka.
"Dengan menyebut kebijaksanaan Yang Mulia Raja Viktor, kami memutuskan untuk membebaskan Putri Margaret Court dari segala hukuman. Putri Margaret akan ditempatkan di Kastil Burrow untuk sementara hingga waktu yang telah ditentukan. Tertanda tangan, Kenneth Days." Pesan tersebut sangat singkat, namun berhasil membuat Margaret dan Elise lega.
"Dimana Kastil Burrow ? Ada berapa kastil disini ?"
"Ada lima bangunan utama dalam kawasan khusus keluarga kerajaan. Yang pertama adalah Istana Kerajaan sendiri. Kedua adalah Kastil Whitchave dimana kastil ini merupakan kastil khusus tempat tinggal raja. Ketiga, Kastil Monza tempat tinggal ratu. Yang keempat adalah Kastil Blauer lalu yang terakhir adalah Kastil Burrow. Selama kau berada disini, kau harus mematuhi semua aturan yang ada."
"Pangeran Kenneth tinggal dimana ?" Margaret tampak sekali ingin tahu mengenai segala sesuatu tentang Pangeran Kenneth, Cedric dapat membacanya dengan jelas.
"Pangeran Kenneth bisa tinggal dimana saja yang ia mau." Jawab Cedric dengan nada bicara yang tiba - tiba berubah, seakan melarang Margaret membicarakan Pangeran Kenneth lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD DAYS - Bride for The King
Historical FictionWRITTEN IN BAHASA THIS STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY ME, NO PLAGIARISM ALLOWED *** #1 on Sejarah (January 1st, 2023) #1 on King (Oct 10th, 2022) #1 on Smart (Dec 27th, 2023) #2 on Complicated (Aug 20th, 2022) #2 on Historical (Oct 25th, 2022) #2 on...