Tak ada suara sama sekali disana. Helena bahkan tak membuka mulutnya sama sekali sejak tadi. Wanita itu sibuk dengan pikirannya sendiri sedangkan Kenneth dan Viktor sejak tadi saling pandang. Kenneth bisa saja mulai membuka percakapan, tetapi akan lebih baik bila ayahnya yang membuka.
"Apa kau sudah memutuskan ?" Tanya Helena tiba - tiba tanpa menoleh pada Viktor sedikitpun. Ia menatap Kenneth lurus tanpa berkedip sama sekali.
"Aku akan menikahi Putri Margaret." Jawabnya singkat.
"Kau tidak pernah membawanya padaku, haruskah aku yang memanggilnya kemari ?"
"Ibu, aku akan menjelaskan situasinya padamu."
"Aku mendengarkan." Sahutnya cepat dan tegas, membuat Kenneth ikut serius.
"Putri Margaret datang kemari sebagai tanda perdamaian dengan Goddam, seharusnya demikian. Tetapi Jansen tidak benar - benar menepati janjinya, ia berusaha melenyapkan Putri Margaret pada saat perjalanan kemari dengan menyuap prajurit - prajurit mantan panglima Hanz. Aku membatalkan perjanjian tersebut dan ku anggap perjanjian itu hangus."
"Jadi kau akan mengembalikan Putri Margaret, begitu ?" Helena menebak - nebak.
"Tidak, tetapi aku juga tidak akan melarang bila Jansen ingin menjemputnya sendiri kemari. Ia tahu bila ia akan mati begitu ia mencapai perbatasan, jadi ia tak mungkin berani datang. Karena aku sudah melihat kemampuan Putri Margaret serta kekuatan keluarganya di Bolova, aku rasa ia adalah perempuan yang cocok untuk mengisi posisi ratu di kemudian hari kelak." Kenneth menjawabnya dengan lugas.
"Namun aku tidak serta merta memberikannya jalan menuju takhta begitu saja. Aku ingin tahu bagaimana caranya ia bertahan di Dakota. Aku tidak akan memberitahukan keberadaannya pada keluarga mendiang Ratu Loise di Bolova. Sepertinya Putri Margaret juga tidak tahu mengenai hal ini jadi aku dan Yang Mulia Raja sepakat untuk menutupinya, bukan begitu ayah ?" Lanjutnya.
Kenneth langsung melemparkan ucapannya pada Viktor agar ayahnya bisa mendapat celah untuk berbicara dengan ibunya. Namun sayangnya cara ini tak berhasil. Helena justru membuang wajahnya saat Viktor mulai berbicara.
"Cepat atau lambat, kita pasti akan bertemu dengannya. Ku dengar ia sangat cantik. Apakah itu benar, Ken ?" Kenneth terkejut saat ayahnya membalikkan pertanyaan tersebut padanya.
"Aku tidak pernah bertemu dengannya secara langsung dan dia juga tidak boleh bertemu denganku sebelum masa ujiannya selesai. Tetapi apa yang ku dengar dari Cedric juga demikian. Ia sangat cantik." Ia menjawabnya dengan jujur.
"Cepat bawa ia kemari. Kau tidak bisa menikah dengannya sebelum aku melihat seperti apa Putri Margaret. Posisi ratu sangat krusial sehingga aku akan memastikan bahwa kau memilih orang yang tepat."
"Baik, Yang Mulia. Aku akan menyuruh Cedric untuk segera menghubungi Putri Margaret. Hanya sekedar memberitahu, ia tinggal di Kastil Burrow sekarang."
"Lalu kau tinggal dimana ?" Helena terkejut mendengarnya. Ia tahu bahwa selama Kenneth berada di istana, putranya tersebut selalu memilih Burrow sebagai tempat tinggalnya. Atau mungkin tidak. Kenneth juga sering berpindah - pindah tempat mengingat lelaki itu jarang berada di istana. Ia menghabiskan banyak waktunya di medan perang.
"Aku tinggal di Kastil Witchave. Yang Mulia Raja memberitahuku untuk tinggal satu kastil dengannya agar aku tidak kesulitan berpindah tempat tinggal saat sudah naik takhta nanti."
"Apakah Putri Margaret juga akan pindah satu kastil denganku sehingga ia tak kesulitan berpindah tempat tinggal saat ia sudah menjadi ratu nanti ?"
"Ibu, bukan seperti itu maksudku."
"Lalu apa ?" Suaranya semakin meninggi sehingga mau tak mau Viktor harus mengambil alih pembicaraan sebelum Kenneth semakin terpojok.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD DAYS - Bride for The King
Historical FictionWRITTEN IN BAHASA THIS STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY ME, NO PLAGIARISM ALLOWED *** #1 on Sejarah (January 1st, 2023) #1 on King (Oct 10th, 2022) #1 on Smart (Dec 27th, 2023) #2 on Complicated (Aug 20th, 2022) #2 on Historical (Oct 25th, 2022) #2 on...