44

1.4K 163 0
                                    

Langit sangat gelap saat ini. Helena melangkah dengan lampu temaramnya mendatangi Kastil Blauer. Ada urusan yang belum selesai, setidaknya itu yang mengganggu pikirannya selama beberapa hari ini. Ia melarang siapapun menemaninya, bahkan Marriandra sekalipun. Ia datang dengan berani ke paviliunnya dulu, dimana sekarang tempat tersebut hanya ditempati oleh Viktor. Siapapun dilarang mengunjunginya karena pria itu sedang dalam masa hukuman. Namun Helena tetap kukuh. Ia adalah orang yang ikut memerintah Whitemouttier dulu. Ia merasa sangat lenggang disini, terutama saat ia ingat bahwa putranya sendirilah yang menjadi raja saat ini.

"Helena." Viktor menatapnya datar. Pria tua itu tampak baik - baik saja walaupun tatapan matanya benar - benar kosong disana. Helena mengangguk sekali. Ia tak berniat duduk ataupun menjawab sapaan Viktor. Tiba - tiba semua kenangan buruk itu bangkit kembali saat ia menatap wajah Viktor.

"Kau akan mendapat masalah bila Kenneth tahu kau datang kemari." Pria itu memperingatinya.

"Ia pergi keluar bersama Margaret. Kenneth sedang tak ada di istana." Ujarnya tenang, tanpa ekspresi sedikitpun.

"Dia pasti akan tahu nanti. Semua dinding di istana ini adalah telinganya." Sahut Viktor mematikan, seakan sedang memperingati Helena sendiri. Namun wanita itu mengabaikannya.

"Kau tidak bosan berada disini ? Di teras depan sangat sejuk sekali."

"Aku tidak ingin mencari masalah atau Kenneth akan menambah masa hukumanku." Tak ada maksud apapun dalam perkataannya namun Helena justru tertawa mendengar ucapan Viktor. Pria itu menatapnya tajam, seolah bertanya apa sesuatu yang pantas ditertawakan disini.

"Bagaimana bisa raja terlama yang pernah memerintah Whitemouttier kini takut dengan seorang lelaki yang memerintah kurang dari satu tahun ? Ayolah, kau tidak perlu setakut itu pada Kenneth."

"Kau menertawakan aku ?"

"Sudah ku bilang, kau akan kehilangan kekuatanmu begitu Kenneth naik takhta." Tiba - tiba raut wajah Helena berubah menjadi datar seketika.

"Kau sedang berusaha mendominasi Kenneth, apa aku benar ?" Pria itu tersenyum iblis.

"Aku tidak perlu mendominasi apapun. Takdir akan membuka semua kejahatanmu di masa lalu. Ini adalah karmamu. Lihat, kau terpenjara di rumahmu sendiri. Aku ? Aku bergerak bebas disini."

"Sebenarnya apa yang berusaha kau bicarakan denganku, Helena ? Aku tidak suka basa - basimu." Sahutnya tajam. Helena maju selangkah, membuat wanita itu menjadi semakin dekat dengan Viktor. Ia menelan salivanya sendiri sebelum akhirnya ia tersenyum singkat. Senyum itu tulus, tidak dibuat - buat dan tak ada dendam sama sekali disana.

"Setelah menjalani pernikahan 28 tahun denganmu, aku belajar banyak hal yang mungkin tak akan aku dapatkan di luar istana. Pernikahan yang sulit, menyedihkan, bahkan tidak berarti. Hari dimana Kenneth mengizinkanku tinggal terpisah denganmu merupakan hari dimana aku merdeka, Viktor. Ini adalah imbalan impas atas semua pengorbananku selama ini." Ia begitu tenang tetapi Viktor merasa bahwa hatinya begitu remuk saat Helena berkata demikian. Ia memiliki firasat kuat bahwa wanita itu sebentar lagi akan mengatakan sesuatu yang sakral.

"Sebelum kita benar - benar hidup terpisah dan tersekat, aku hanya ingin memberitahumu satu hal. Aku telah memaafkanmu." Ujarnya mendalam dengan bibir yang bergetar. Suaranya sangat pelan, seakan melarang siapapun mendengar kalimat itu.

"Aku telah memaafkanmu atas semua ketidakpedulianmu padaku, aku memaafkanmu atas kekasaran dan segala perlakuan burukmu padaku di masa lalu, aku memaafkanmu atas perselingkuhan yang telah kau lakukan serta ketidakbecusanmu dalam menjadi kepala keluarga. Aku memaafkanmu, Viktor. Aku memaafkanmu." Helena menekankan ucapannya dengan jelas, membuat Viktor semakin tidak percaya dengan apa yang telah ia dengar.

COLD DAYS - Bride for The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang