36

1.7K 194 1
                                    

Semua orang memberi hormat saat Kenneth tiba - tiba datang ke Burrow. Biasanya Margaret yang datang kemari namun Kenneth sudah melarangnya. Tak ada yang berani menatap raja, kecuali Helena yang tersenyum dari kejauhan saat ia tahu Kenneth datang mengunjunginya.

"Yang Mulia..."

"Ibu..." Lelaki itu memeluk Helena erat - erat detik itu juga. Sudah lama sekali ia tak melihat ibunya tersenyum hangat seperti ini. Kenneth benar - benar merindukan Helena.

"Bagaimana keadaanmu ? Kau sepertinya sangat bahagia disini."

"Tentu saja. Permaisuri selalu mengunjungiku setiap hari. Ia membawakan berbagai macam buah. Kini aku sama sepertinya, aku sangat suka buah." Ia tertawa sumringah disana, membuat hati Kenneth menjadi tenang seketika.

"Dimana dia ? Biasanya dia selalu datang kemari."

"Ia masih harus melakukan inspeksi pada pelayan - pelayan." Kenneth mencari alasan agar tak merusak perasaan baik Helena.

"Baiklah, aku yakin ia akan datang. Aku ingin memberi ia kejutan. Apakah aku boleh datang ke Monza ?"

"Permaisuri masih berada di Witchave bersamaku, ibu. Ia belum pindah ke Monza."

"Apakah Monza memang belum siap sama sekali ?"

"Sudah, tentu saja."

"Bila begitu, aku akan datang berkunjung ke Monza nanti. Aku punya sesuatu untuk permaisuri. Kau harus datang juga." Helena tertawa sendiri. Kenneth tahu bila Margaret harus beristirahat namun ia juga tidak bisa mematahkan kebahagiaan ibunya sehingga ia hanya mengangguk kemudian tersenyum sekilas.

***

Kenneth tahu bila rombongan dari Volta sudah datang namun ia tak terlalu mempedulikannya. Ia justru memanggil Margaret ke ruang raja karena Cedric memergoki perempuan itu turun ke istana sambil membawa keranjang. Entah apa yang ingin ia lakukan di taman istana.

"Apa yang kau lakukan disana, permaisuri ?" Tanya Kenneth dengan tenang.

"Aku sedang mengambil buah ceri di taman kerajaan, Yang Mulia." Jawabnya sambil tersenyum lebar.

"Tapi kau bisa menyuruh pelayan untuk melakukannya kan ?"

"Mereka tidak bisa memilih dengan baik, Yang Mulia. Rasanya kurang cocok di lidahku."

"Bukankah kau mengeluh punggungmu sakit ? Jangan naik turun tangga lagi, permaisuri. Kau bisa makan buah yang lain." Kenneth terdengar seperti memarahinya sehingga Margaret terdiam sambil menunduk. Sesekali perempuan itu melirik ke arah lain seolah membuang pandangannya dari Kenneth.

"Permaisuri, aku sangat memperhatikan kesehatanmu. Kau sedang mengandung, kau ingat ?" Ia mencoba melembut padanya sambil mengelus tangan Margaret disana.

"Aku tahu. Aku minta maaf telah membuatmu khawatir." Sahutnya tak kalah lembut.

"Permaisuri, aku ingin memberitahumu sesuatu."

"Apa ? Katakan saja." Margaret terdengar sangat ingin tahu.

"Ini mengenai insiden gaun pernikahanmu. Sebenarnya aku sudah menangkap pelakunya."

"Siapa ?" Ia mengernyit.

"Pangeran Albert."

"Pangeran Albert ? Dia disini ?" Margaret masih tak paham dengan maksud Kenneth.

"Aku menahanmu di kamarku supaya ia tak bisa bertemu denganmu. Ia kemari dalam rangka diplomasi tapi aku tahu itu hanya akal - akalannya saja. Pada akhirnya ia tetap mencarimu. Ia tidak menemukanmu, tetapi ia sudah menyiapkan rencana. Ia mungkin mengetahui rencana pernikahan kita dari Putri Amber sehingga ia datang tepat dua hari sebelum kita menikah."

COLD DAYS - Bride for The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang