Kabar pernikahan Kenneth Days adalah sesuatu yang menggemparkan dunia saat ini. Sama seperti pernikahan - pernikahan di generasi sebelumnya, pernikahan Keluarga Days kali ini juga sangat tertutup dan tidak tercium oleh rakyat sama sekali. Berita ini mulai muncul ke permukaan saat beberapa orang mulai membicarakan perihal kedatangan panglima - panglima dari setiap wilayah ke Dakota. Hanya ada dua opsi disini. Pertama, kerajaan akan berperang dalam skala yang besar. Kedua, sebuah upacara besar akan digelar di istana. Mengingat suasana yang tentram dan damai seperti ini, rasanya tidak mungkin opsi pertama menjadi jawabannya sehingga orang - orang mulai berspekulasi mengenai pernikahan kerajaan, salah satu acara yang termasuk dalam daftar upacara besar istana. Berita ini disambut dengan hangat setelah enam bulan Whitemouttier menjalani hari - hari tanpa ibu kerajaan, itu adalah saat Helena mundur bersama Viktor. Kini pertanyaan mereka hanya satu. Siapa perempuan yang akan menggantikan posisi Helena saat ini ?
"Semua orang membicarakanmu." Kenneth membuka satu per satu amplop yang ditulis rakyat untuk Sang Raja. Kebanyakan dari mereka memohon agar raja segera membuka identitas ratu baru mereka.
"Kau harus segera mengumumkannya, Yang Mulia. Mereka sepertinya harus diberitahu juga bahwa dalam masa kepemimpinan kali ini, tidak akan ada ratu." Ujar Margaret tenang sambil meminum tehnya.
"Aku rasa tidak perlu. Aku akan mengenalkanmu pada petinggi - petinggi kerajaan. Lalu aku akan membuat surat resmi mengenai pengumuman pernikahan."
"Baiklah." Ujarnya tak banyak berkomentar. Sedetik kemudian Cedric datang dengan wajah pucatnya. Margaret menoleh lalu meletakkan cangkirnya. Ia menatap lelaki itu baik - baik.
"Apa kau sudah membawanya ke tempat eksekusi ?" Tanya Kenneth tanpa menoleh. Tampaknya ia masih serius membaca surat - surat.
"Aku ingin bicara padamu, Yang Mulia." Ujarnya hati - hati. Melihat raut wajah Cedric sangat serius membuat Margaret berinisiatif untuk keluar.
"Sekarang kau bisa bicara kepada raja, panglima..."
"Kembali ke tempatmu." Sergah Kenneth cepat. Ia meletakkan suratnya kemudian menoleh kepada Cedric.
"Ada apa ?" Tanyanya tenang. Cedric diam beberapa saat untuk mengatur kata - katanya lagi sebelum bicara kepada Kenneth.
"Secara pribadi aku ingin memohon grasi untuk Rowena, Yang Mulia."
"Apa katamu ?" Kenneth tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, sama halnya dengan Margaret. Perempuan itu bahkan tidak ingat bahwa kasus tersebut terus berjalan.
"Aku ingin mengajukan permohonan grasi untuk Rowena, Yang Mulia." Jawabnya sekali lagi.
"Aku menolaknya." Sahut Kenneth cepat.
"Aku mohon, Yang Mulia." Cedric bahkan berlutut di depan Kenneth saat ini, membuat Margaret menatapnya dengan prihatin namun ia tak berani ikut campur sama sekali.
"Kesalahan seperti itu tak bisa diberi grasi, panglima." Kenneth mencoba memberi pengertian kepadanya.
"Yang Mulia, anaknya masih membutuhkannya. Anakku juga."
Sedetik kemudian suasana menjadi sangat hening. Kenneth dan Margaret saling bertatapan. Tentu saja Margaret adalah orang yang paling terkejut karena ia tidak tahu menahu mengenai masalah ini.
"Cedric, ini masalah pribadimu tetapi kau mengaitkannya padaku ? Apa kau waras ?"
"Aku mohon belas kasihmu, Yang Mulia. Bantulah aku sekali ini saja."
Baru pertama kalinya Kenneth mendengar Cedric memohon sedalam itu padanya. Kenneth ingat sejak awal Cedric tak pernah meminta sesuatu darinya, apapun itu. Rasanya sangat sulit untuk tak menuruti permintaan Cedric saat ini karena lelaki itu sudah mengabdi cukup lama padanya. Kesetiaan Cedric tak perlu diragukan oleh siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD DAYS - Bride for The King
Historical FictionWRITTEN IN BAHASA THIS STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY ME, NO PLAGIARISM ALLOWED *** #1 on Sejarah (January 1st, 2023) #1 on King (Oct 10th, 2022) #1 on Smart (Dec 27th, 2023) #2 on Complicated (Aug 20th, 2022) #2 on Historical (Oct 25th, 2022) #2 on...