Raja Viktor sedang menyesap tehnya saat suara penjaga pintu menggema begitu saja. Helena tetap pada posisinya, setengah miring menghadap ke jendela karena wanita itu tidak akan berusaha bersikap ramah pada Margaret, atau memang Helena selalu seperti itu pada semua orang. Pintu terbuka lebar bersamaan dengan munculnya dua wanita yang berjalan beriringan dengan tenangnya.
"Yang Mulia Putri Margaret datang..."
Margaret berjalan perlahan di sepanjang karpet merah yang sedang ia lewati sekarang. Di seberang sana, Raja Viktor duduk di singgasananya yang megah ditemani oleh Ratu Helena. Margaret membatin dalam hatinya, apakah kelak ia seberuntung itu untuk bisa duduk di kursi yang sekarang ditempati oleh Ratu Helena ?
Mereka berhenti tepat tiga meter dari singgasana kemudian menunduk dengan anggun di hadapan raja dan ratu. Margaret benar - benar menjaga perilakunya sekarang, ia tidak ingin terlihat sebagai putri yang gagal mengingat standar kerajaan ini pastilah tinggi. Viktor mengangguk menandakan ia telah menerima salam dari Margaret.
"Perkenalkan, Yang Mulia. Putri Margaret Court dari Goddam." Elise membuka suaranya dengan nyaring untuk memperkenalkan Margaret kepada mereka.
"Margaret Grace, Yang Mulia." Suara Margaret benar - benar sangat lembut, membuat perhatian Helena teralih seketika.
"Darimana kau mendapat nama Grace ?" Tanyanya serius.
"Mendiang ayahku yang memberikannya." Margaret menjawabnya dengan lugas.
"Ceritakan sedikit mengenai ayah dan ibumu, Putri Margaret. Kami sangat ingin mendengarnya." Berbeda dari Helena, Viktor justru lebih tenang menghadapi Margaret.
"Ayahku adalah mendiang Raja Gordon Court, keturunan asli dari raja - raja Goddam terdahulu. Sedangkan ibuku adalah mendiang Ratu Loise, berasal dari Whitemouttier." Bahasa yang digunakan Margaret benar - benar santun, cukup memuaskan ekspetasi Viktor.
"Lalu siapa yang ada di sampingmu sekarang ? Aku belum pernah melihat wajahnya sama sekali." Ujar Helena sangat datar.
"Ini adalah Elise, orang yang dipercayai mendiang raja untuk menjagaku kemanapun aku pergi." Elise spontan membungkukan badan untuk kedua kalinya saat ratu mempertanyakan identitasnya.
"Siapa yang mengizinkanmu untuk membawanya kemari ?"
Viktor spontan melirik Helena saat wanita itu terlewat ketus terhadap Margaret. Tetapi Margaret tidak mudah dikelabuhi oleh pertanyaan semacam ini. Ia tetap menjawabnya dengan tenang.
"Pangeran Kenneth tidak pernah menyinggung hal seperti itu dalam suratnya, Yang Mulia. Pangeran Kenneth tahu bila aku membawa Elise bersamaku."
"Darimana kau tahu ?"
"Tuan Cedric yang mengurus kami sejak kami pertama kali datang kemari. Aku yakin beliau tidak lupa membicarakan hal ini pada Pangeran Kenneth." Jawabnya cerdas, seakan membalikkan pisau yang sedang Helena todongkan padanya tadi.
"Putri Margaret, kau tinggal di kastil mana sekarang ?" Viktor mengambil alih pembicaraan karena ia tahu Helena tak ahli dalam hal tersebut.
"Di Kastil Burrow, Yang Mulia." Margaret menundukkan kepalanya lagi. Sebenarnya ia menundukkan kepalanya secara rutin agar kesan anggun semakin melekat padanya.
"Apa yang kau lakukan selama disini ?" Pertanyaan tersebut tampak sederhana tetapi itu adalah jebakan bagi Margaret. Ia tahu raja sedang mengawasi perilakunya selama berada di istana.
"Aku banyak menghabiskan waktuku di perpustakaan, Yang Mulia. Aku suka membaca buku - buku sejarah, terutama yang berkaitan dengan Whitemouttier sendiri. Selain itu, aku juga pergi menyulam."
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD DAYS - Bride for The King
Historical FictionWRITTEN IN BAHASA THIS STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY ME, NO PLAGIARISM ALLOWED *** #1 on Sejarah (January 1st, 2023) #1 on King (Oct 10th, 2022) #1 on Smart (Dec 27th, 2023) #2 on Complicated (Aug 20th, 2022) #2 on Historical (Oct 25th, 2022) #2 on...