Setelah insiden hilangnya ibu suri di hutan, keadaan istana menjadi labil. Cedric berkata pada petinggi istana bahwa semua urusan ditunda selama seminggu karena keadaan raja sedang kurang baik. Memang demikian, Cedric jujur apa adanya walaupun pemahaman mereka berbeda. Petinggi kerajaan justru mengira bahwa raja sedang sakit.
Belum ada aktivitas sama sekali disana. Helena ditempatkan di paviliun Burrow sedangkan Viktor sedang menjalani masa hukumannya. Pria itu dikurung di dalam paviliun Blauer selama sebulan penuh. Kenneth menjadi tidak bisa ditemui oleh siapapun. Pelayan tidak boleh menginjakkan kaki ke paviliunnya kecuali pada jam - jam tertentu saat Kenneth sedang tidur. Margaret adalah satu - satunya orang yang menemani Kenneth dan mengurus kebutuhan lelaki tersebut walaupun mereka tak saling bicara. Kenneth benar - benar dalam masa berdukanya.
"Aku membawakan selimut baru untuk Yang Mulia. Juga ada buku. Ia ingin sekali membaca buku ini namun ia masih belum punya waktu. Mungkin sekarang waktu yang pas."
"Terima kasih, panglima." Margaret menerimanya hati - hati.
"Buku apa ini ?" Tanyanya.
"Ini adalah buku mengenai seribu bunga. Aku membelinya di pasar, saat aku keluar istana tadi."
"Margaret..." Tiba - tiba saja Kenneth memanggilnya sehingga pembicaran mereka berdua terhenti begitu saja.
"Aku akan pergi sekarang permaisuri. Selamat pagi." Cedric memberi hormat kemudian pergi dari sana. Sementara itu Margaret hanya mengangguk lalu cepat - cepat masuk ke dalam untuk menghampiri Kenneth.
"Aku disini, Yang Mulia."
"Aku lapar sekali, dimana makanannya ?"
"Sebentar." Margaret keluar lalu masuk kembali sambil membawa nampan besar yang telah disiapkan pelayan sejak tadi.
"Apa itu ?"
"Ini menu makanan yang biasa kau makan, Yang Mulia."
"Apakah tidak ada yang lain ?" Sedetik kemudian Kenneth mengibaskan tangannya lalu kembali membaringkan diri di atas ranjang. Inilah alasan mengapa tidak ada pelayan yang diizinkan untuk bicara dengan raja. Lelaki itu sedang uring - uringan dan hanya Margaret yang bisa mengatasinya. Cedric paham benar akan hal tersebut.
"Apa kau ingin aku membuat makanan lain, Yang Mulia ? Aku tidak terlalu pandai memasak namun aku bisa." Tawarnya hati - hati.
"Jangan turun sama sekali. Mengapa kau mengerjakan pekerjaan pelayan ?" Sahutnya cepat tanpa bisa dilawan oleh siapapun.
"Baiklah aku akan duduk disini. Tadi Cedric menitipkan selimut baru dan sebuah buku padamu."
"Aku tidak mau membaca jurnal kerajaan."
"Bukan buku kerajaan. Katanya ini adalah buku yang sejak dulu ingin kau baca."
"Buku apa ?" Kenneth mengernyit. Margaret segera memberikan buku tersebut pada Kenneth agar lelaki itu membacanya sendiri.
"Cedric tak menyebutkan judulnya namun ia berkata itu adalah buku mengenai seribu bunga." Margaret sama sekali tak menaruh curiga disana namun Kenneth spontan mengambil buku tersebut dari Margaret dengan cepat. Ia tahu apa yang dimaksud Cedric disana.
"Ada apa, Yang Mulia ?" Perempuan itu terkejut namun Kenneth tak menghiraukannya. Baru saja lelaki itu membaca kalimat pertama di buku tersebut namun ia cepat - cepat menutupnya kembali dan menyimpannya dalam nakas di sebelah ranjangnya.
"Apa kau membacanya ?" Tanyanya penuh selidik.
"Tidak, Yang Mulia. Aku tak membukanya sama sekali, aku bersumpah." Ujarnya dengan tegas. Kenneth merasa lega saat Margaret tak membaca buku tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD DAYS - Bride for The King
Historical FictionWRITTEN IN BAHASA THIS STORY IS WRITTEN ORIGINALLY BY ME, NO PLAGIARISM ALLOWED *** #1 on Sejarah (January 1st, 2023) #1 on King (Oct 10th, 2022) #1 on Smart (Dec 27th, 2023) #2 on Complicated (Aug 20th, 2022) #2 on Historical (Oct 25th, 2022) #2 on...