60 (END)

3.7K 198 4
                                    

Dakota bak surga dunia saat perayaan tersebut digelar. Dalam beberapa dekade terakhir, ini adalah pesta terbesar yang pernah diselenggerakan oleh keluarga kerajaan manapun. Whitemouttier sepertinya tak pernah gagal dalam menyiapkan sebuah acara. Entah berapa uang yang digelontorkan oleh Keluarga Days untuk membuat pesta semewah ini.

"Yang Mulia, aku merasa sedang memasuki gerbang surga. Aku berpikir, apakah pesta ini benar - benar nyata atau tidak ? Semua terasa seperti mimpi." Ujar Pangeran Chadwick dari Goldington. Saat ini lelaki itu sedang berbicara pada Viktor yang tengah menyambut orang - orang secara bergantian. Tamu Kenneth sangat banyak sekali mengingat relasi Keluarga Days sangat kuat dan menyebar rata. 

"Aku lega kau menyukai pesta ini, Pangeran Chadwick. Kami sedang merayakan empat hal sekaligus sehingga kami sengaja membuat pesta secara besar - besaran." Timpalnya ramah. Setelah Viktor turun takhta, pria itu menjadi lebih tenang daripada biasanya. Justru sekarang Kenneth yang dirasa semakin dingin pada orang lain. Mereka semua hanya sekedar 'tamu undangan'. Kenneth sama sekali tak merasa mempunyai teman disana.

"Panglima Cedric, dimana Yang Mulia Raja ?" Viktor benar - benar letih disana sehingga ia tak akan menyia - nyiakan kedatangan Cedric kemari.

"Yang Mulia Raja sedang dalam perjalanan kemari, Yang Mulia. Aku kemari untuk memberitahumu bahwa perayaan akan dimulai sebentar lagi." Bisiknya sangat pelan.

"Aku permisi, Yang Mulia. Hanya itu pesan yang ku bawa untukmu dari Yang Mulia Raja." Ia mengangguk pelan kemudian pergi dari hadapan Viktor. Cedric sempat menoleh untuk mencari keberadaan Helena namun ia tak menemukan keberadaan wanita itu dimanapun juga. Lelaki itu merasa kasihan pada Viktor karena harus menyambut tamu sebanyak itu sendirian.

Viktor berjalan ke tengah aula sembari membawa gelas dan garpu. Ia memukulkannya hati - hati sehingga bunyi nyaring terdengar begitu saja, membuat perhatian seluruh tamu menjadi terpusat ke tengah aula. Mereka semua tahu bahwa suara lentingan itu merupakan pertanda bahwa pesta akan segera dimulai.

Kenneth dan Margaret berjalan beriringan dari dalam lorong ditemani oleh Cedric yang berada di belakang mereka. Raut wajahnya sangat datar, bahkan Margaret sekalipun. Perempuan itu telah menyatu dengan Keluarga Days. Ekspresinya benar - benar kentara, Keluarga Days tak pernah tersenyum pada siapapun.

Busana perayaan seharusnya dihiasi dengan warna cerah. Namun para tamu undangan bertanya - tanya mengapa dalam perayaan sebesar ini pun, pasangan tersebut serempak menggunakan warna hitam. Hanya ada emas yang menjadi warna tambahan pada gaun yang dikenakan Margaret sekarang. Kenneth tetap mempertahankan identitasnya, dimana lelaki itu dikenal tak mau mengenakan baju selain warna hitam. Rambutnya juga tetap seperti biasanya, sangat rapi tanpa ada bagian yang dipanjangkan sedikitpun. Lelaki itu sangat formal, membuat wibawanya semakin terasa dalam ruangan ini. Ditemani oleh ratunya yang terkenal sebagai wanita yang cantik jelita, pasangan tersebut terasa sangat memukau bagi siapapun yang memandangnya.

Lantai yang mereka pijaki lebih tinggi daripada lantai yang dipijaki oleh tamu undangan. Memang sudah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga semua orang dapat melihat mereka saat ini. Kenneth tak sempat memperhatikan tamu undangannya karena perhatiannya jatuh pada Margaret. Diam - diam ia mencuri lirik pada perempuan tersebut. Margaret sangat cantik hari ini, Kenneth menyukai aura yang dipancarkan oleh perempuan tersebut.

"Selamat pagi tuan dan nyonya sekalian, selamat datang di Whitemouttier pada pagi hari yang cerah ini. Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih telah meluangkan waktu datang ke perayaan Istana Dakota. Kita semua sadar bahwa tak ada hal yang abadi, begitu juga dengan takhta. Namun sebagai raja yang baru, aku berusaha memberikan kontribusiku untuk kemajuan Whitemouttier." Ini adalah pidato pertama yang Kenneth lakukan setelah sekian bulan ia menjadi raja. Semua orang ingin mendengar suaranya karena sangat sulit sekali untuk bisa bicara dengan Kenneth Days.

COLD DAYS - Bride for The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang