Sweet home alabama Mapala version

4.3K 851 89
                                    

Serena terbangun karena dering teleponnya, saat melirik jam itu masih jam 6 pagi. Biasanya hari minggu Sei akan bangun lebih siang, coba bukan Jeno yang menelepon tentulah Serena akan langung mengamuk karena jam tidur bagi mahasiswa seni yang baru itu sangat berharga. 

Tunggu? Yang menelepon Jeno? Serena secepat kilat bangkit dan mengangkat teleponnya.

"Halo?"

"Sei~" Suara baru bangun tidur Jeno memanjakan indera pendengaran Serena.

"Hm? Masih inget sama aku?" 

Jeno tahu Sei sedang ngambek, namun Jeno malah tertawa kecil, tawanya selalu bisa melelehkan Sei, Jeno tahu itu akan berhasil.

"Maaf ya, di situ pasti masih jam 6. Tapi aku kudu ngabarin kamu... hp ku rusak Sei."

"Kok bisa?" Nada Sei yang tadinya ngambek berubah jadi khawatir.

"Jatoh. Tapi udah diperbaikin Naresh dikit tapi harus dibawa ke service center sih, kemarin gak nyala sama sekali jadinya aku gak nelepon kamu deh."

Entah sejak kapan kebohongan lancar sekali keluar dari mulut Jeno? Jeno sendiri heran, alasan-alasan itu keluar sendiri dari kepalanya, ia tidak ingin ketahuan Sei tapi ia juga tidak bisa berhenti melangkah menerjang Shakila.

"Serius?"

"Ho'oh. Jadi kamu jangan marah dong Sei. Yah?"

"Hm ya udah. Tapi Je?"

"Apa sayang?"

"Kata kamu hpnya gak nyala? Tapi kamu tengah malam, ganti foto profil loh. Chat aku juga terkirim, Cuma gak dibaca aja." 

Jeno di ujung sana mengusap wajahnya kasar, pupilnya bergerak mencari alasan apa lagi yang harus dipakainya kini?

"Ah pas Nareshta kerjain kali? Katanya sempet nyala bentar, dia tes-tes jaringan terus ganti foto profil mungkin? Nanti aku tanyain."

"Walah, gitu."

"Ho'oh."

Keduanya terdiam lama, hanya ada helaan nafas yang terdengar dari speaker ponsel masing-masing. Jeno dan Sei masih di kasur dan di dalam selimut masing-masing, ini masih sangat pagi tapi rasanya hangat dengan sebuah perbincangan kecil dengan yang dicinta.

"Kangen Je." Ucap gadis yang merindu dengan sangat itu.

"Utututu," Ledek Jeno. "Sama Sei, aku juga."

"Kemarin pas malming kamu gak nelepon aku khawatir tau, kamu kenapa-napa atau kamu mungkin udah bosen." 

Kalimat Sei itu membuuat Jeno terdiam sejenak sebelum mengulas senyum dan berkata dengan nada pelan...

"Aku gak mungkin bosan sama kamu Sei, hp ku beneran rusak."

"Jangan tinggalin Sei ya Je?"

"Gak bakal. Tenang."

Bohong, bohong, bohong.

"Eh besok sampai tujuh hari kedepan aku bakal diklatsar UKM Mapala, katanya susur jalur dari Malino sampai Maros, finishnya di tebing taddeang—"

"Jauh amat?" Potong Serena.

"Iyakan jauh? Terus otomatis aku gak bawa hp dong, hpnya juga emang mau aku bawa ke service center jadi maaf kalau aku gak ngabarin atau nelepon kamu tujuhhari ke depan. Kalau udah pegang hp, aku janji pasti bakal ngabarin. Oke?" Ijin Jeno.

Sungguh ada ragu di hati Serena saat itu, UKM Mapala UKM yang extream meski Serena yakin Jeno bisa melalui pendidikan dan latihan dasarnya hanya saja sebagai pacar ia tetap menaruh khawatir, belum lagi ditambah ia tidak akan mendapat kabar dari pacarnya untuk tujuh hari kedepan... 

BE MY MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang