Sampai kini, masih

3K 626 94
                                    

Tahun ketiga, semester yang sudah lima, sejak masih mahasiswa baru hingga kini relation-shit antara Jeno dan Shakila masih berlangsung.

Satu universitas tahu mereka berpacaran, dua orang anak mapala yang satunya mahasiswa fakultas seni, handal bermain segala alat music tapi sedang mendalami alat music tiup, Jeno keren saat tampil di panggung-panggung acara universitas dengan gitar, tapi akan terlihat sexy dan elegant saat memain saxophone.

Saat weekend pemuda itu akan di gunung, mengaplikasi ilmu survival, membaca bintang dan navigasi darat yang ia pelajari di UKM Mapala.

Yang satunya anak ilmu pemerintahan, seperti yang selalu dikatakan anak sosial politik pada umumnya kalau mereka tidak punya lab, lab mereka adalah masyarakat.

Shakila dengan rambutnya yang digulung dan menggunakan pulpen sebagai penahannya selalu membaca buku sosial, kini dia salah satu pecinta Karl max, saat demo Shakila tidak pernah absen memegang megaphone dan naik ke atas truck dan menjadikannya panggung orasi.

Weeekend perempuan hebat itu jika tidak ikut Jeno ke gunung, ia akan latihan di wall, atau latihan berenang.

Lalu bagaimana bisa pasangan sesempurna itu tidak terkenal?

"Eh kak Jenokan itu? Gila, gue liat dia di instagramnya UKM Mapala and damn he's hot."

Bisikan itu terdengar oleh Shakila yang berjalan lambat dengan ponselnya di belakang Jeno.

"Katanya dia misterius, dia punya ig, punya twitter, tapi udah gak pernah aktif sejak dia masuk kuliah. Lo kalau mau liat foto-fotonya, liat instagramnya aja, mumpung tuh akun kayaknya lupa password, kalau udah inget pasti dideactive tuh akunnya."

Shakila terkekeh dan berjalan cepat menyusul Jeno.

"Kenapa ketawa?"

"Ngetawain fans lo, katanya akun sosmed lo lupa password karena gak pernah posting apapun sejak masuk kuliah. Padahalkan..."

Shakila menjulurkan lidahnya jahil.

"Biar gak ketahuan sama cewek lo."

Jeno menghentikan langkahnya dan menatap Shakila kesal.

"Udah gue bilangkan? Kalau kita lagi berdua gak boleh bahas dia. Kita nikmati 'kita' Kil, jangan bahas yang lain."

Shakila dibuat tersenyum getir namun tetap mengangguk dan menggandeng tangan Jeno lalu bermanja di lengannya.

"Kil, kuliah selesai jam berapa?"

"Empat."

"Mau gue masakin indomie ga di kontrakan?"

Jeno kalau 'ngajak' selalu begitu, menggunakan indomie yang tidak berdosa jadi objek.

"Jen, sekarang orang Korea kalau ngajak tuh udah gak pake mie tahu gak sih?"

"Terus gimana?"

"Bilangnya... elo mau gak liat kupu-kupu di rumah gue?"

Jeno sejenak berpikir lalu menggaruk pipinya bingung.

"Di kontrakan gak ada kupu-kupu Kil. Cuma ada si Obeng kucingnya Leo, Masa gue bilangnya mau gak liat kucing di kontrakan gue?"

"Hahahaha! Dasar!" Kepala Jeno diacak kasar oleh Shakila tapi malah berbuah senyum senang karena berhasil membuat perempuan tertawa.

"Ya udah jemput entar depan fakultas gue, kita makan indomie atau ngeliat kucing, gue jabanin. Gue duluan yah? Bye Jeeeee~!" Mereka berpisah karena fakutas Jeno harus berjalan lurus sedangkan Shakila harus belok kanan.

BE MY MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang