Esoknya kepala Jeno masih pening namun ia tetap melangkahkan kaki ke sekretariat untuk mengurus pendiksaran anggota baru.
Saat menuju ke sana,ia melihat Shakila yang diantar Shafik, senyumanya begitu ceria dan merekah, kontras dengan dia yang melebur dan patah semalam, lalu kenyataan itu membuat dada Jeno makin sakit, ia egois menginginkan bahagia Shakila hanya ia penyebabnya bukan yang lain.
"Cuma inikan spanduknya?" Tanya Shakila pada Winda.
"Iya, bisa ditungguinkan cetaknya?"
"Kata abang gue sih bisa, biar gue ke sana aja cepet biar bisa dipasang besok."
Jeno sedang di luar mengisap rokoknya saat mendengarkan percakapan itu, baru ada Ia, Winda dan Shakila di sekretariat pagi itu, mungkin yang lain sedang kuliah dulu.
Jeno menikmati asap yang mengebul dari celah bibirnya, biasanya itu berduet dengan asap dari celah bibir Shakila, mereka bersatu dan melebur di udara, hari ini Jeno menyadari itu pemandanga indah yang mungkin susah untuk diulang lagi.
"Bentar, sini lo! Lo gila ya Kil?"
Jeno mendengar Winda memukul pelan bahu Shakila.
"Udah dari dulukan gue gilanya?"
"Enggak, Maksud gue ya gak di parkiran juga! Mobil kak Titan parkir situ dan gue sama kak Titan liat lo muahhh muahhh sama anak Teknik mesin itu anjing!"
Jeno tanpa sadar menjatuhkan rokoknya ke tanah.
"Lo liat? Lah elokan juga pernah di parkiran sama kak Titan."
"Iya sih tapi emang lo udah jadian?"
"Haha belum, pengen aja ciumannya."
"Setan lo!"
Jeno tertawa miris, Shakila benar-benar kejam untuk ukuran gadis cantik hingga ia bisa mematahkan Jeno sepatah ini, seperti biasa Shakila mengambil kendali, female alfa yang benar-benar berani, merah, dan Jeno kaguminya hingga ke tulang.
"Shakila ada?"
Jeno mendongkak mendapati pemuda yang sudah sejak lama ingin ditumbuk kepalanya kini sudah berdiri di hadapannya dan dengan santainya menanyakan Shakila.
"Di dalem, masih ngurus spanduk."
"Oh, gue disuruh anterin, makanya ke sini."
Jeno masih berjongkok, ia menginjak sisa puntung rokoknya dan mendongkak menatap Suryo dengan tatapan amarah dan dendam sekaligus memohon.
"Kalau gitu kalau Kila keluar bilang gue nunggu di parkiran ya?"
"Tunggu!" Panggil Jeno hingga langkah Suryo tertahan, pemuda itu sudah siap jika ingin dipukul atau dimaki Jeno, meskipun tidak seberotot Jeno, ia juga bisa berkelahi.
Namun agaknya prasangka Suryo salah karena sedetik kemudian Jeno mengucap kalimat pedih...
"Balikin Shakila gue, please, balikin dia. Gue butuh Shakila."
Suryo melepaskan cengkram itu pelan.
"Shakila juga bukan milik gue, Shakila milik Shakila sendiri, minta sama dia, jangan sama gue, If you want her, earn her man."
Shakila mendengar percakapan itu, bohong kalau kalimat Jeno tidak mematahkan hatinya, Shakila juga patah, sudah lama, tapi Jeno tidak pernah sadar.
Shakila pernah menunggu dan memberi kesempatan meski akhirnya sia-sia karena Jeno memang bajingan. Namun melihat bajingan itu memintanya kembali pada Suryo membuat satu sudut hatinya terenyuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY MISTAKE
Ficção GeralPada Serena Jeno menemukan ketenangan, pada Shakila Jeno menemukan kebebasan. Kalau kata lagunya The 1975 you do make me hard, but she makes me weak. Tapi pada siapa Jeno akan berlabuh?