Sebenarnya Shafik tidak rela tapi tangan Shakila terus mengadah meminta kunci range rover merah milik ayahnya yang selalu dikuasai Shafik.
Shafik tahu kemana Shakila akan membawa kendaraan itu, lihat saja bajunya yang kurang bahan dan kukunya yang entah kapan sempat dicat hitam bertabur glitters yang menyilaukan mata, sudah jelas Shakila mau happy-happy.
"Mana kuncinya Fik? Tangan gue pegel nih, lagian gue beneran bisa bawa mobil. Elokan yang ngajarin, I got my drivers license few weeks ago. So?"
Shafik akhirnya menyerahkannya.
"Ck, ini ini ini."
"Yei! Gue cabut dulu, inget kalau Mama pulang, bilang gue nginep di tempat Winda. Okey?"
Shafik mengangguk pasrah, ia juga sering melakukan hal yang sama jika ke tempat pacarnya. Shafik akan bilang pada Shakila bilang Mama, gue nginep di tempat Eric.
"Apa lagi? Kok lo masih disitu?" Tanya pemuda itu karena adik kembarnya tidak juga minggir dari pintu kamarnya.
"Lo gak mau nasehatin gue apa gitu Fik? Jangan nakal, jangan mabok, jangan chek in misalnya?"
Shakila tetap saja adik kecil yang haus perhatian rupanya.
"Gue... gak punya hak. Mau gue bilang jangan nakal, gue juga nakal, jangan mabok gue juga sering mabok dan buat yang terakhir shhh," Shafik meringis sembari menggelengkan kepalanya pelan.
"I don't care about your sex life sis."
Shakila menyengir puas dan akhirnya beranjak.
"Ya udah, see you tomorrow abang Shafik."
"Idih, jijik banget gue dipanggil abang sama elo."
"Abang Shafik, Abang Shafik, Abang Shafik, Abang Shafik, Abang Shafik." Makin dilarang, makin Shafik jijik, makin Shakila melakukannya hingga Shafik memijat keningnya yang tiba-tiba pening.
"BYEEEEE FIK!"
"DON'T FUCK IN DADDY'S CAR YOU BITCH!"
"I WILL ANYWAYS."
Shafik selalu penasaran, entah sifat-sifat jelek siapa yang diturunkan ke mereka berdua? Apa dulu Papa dan Mama seperti ia dan Shakila?
Papanya yang yang selalu marah-marah dan Mamanya yang kelewat pintar itu?
Membayangkan pada saat muda mereka seliar anak-anaknya membuat Shafik prihatin pada kakek nenek mereka.
***
Mata Haikal membulat sempurna saat Shakila membuka kaca mobil dan menaik-naikkan alisnya, bersiul nakal dan membuat ekspresi ala om-om genit.
"Hai miskin, mau kemana nih?" Candanya pada Haikal.
"Ini mobil siapa jing...?"
"My daddys."
"Your daddy's masih di dalem, masih pake sepatu."
Shakila terkekeh. "Bukan Jeno, tapi my real real daddy's."
"Gak bisa bahasa engress."
Percakapan dua teman dekat itu diinterupsi dengan keluarnya Jeno, wangi parfum maskulin pemuda itu langsung ditangkap indera penciuman Shakila, rambutnya distyling, Jeno memakai ripped jeans, dengan leather jaket hitam sebagai luaran, tampilan yang cukup keren, ditambah dengan body yang mendukung dan senyum yang menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY MISTAKE
Ficção GeralPada Serena Jeno menemukan ketenangan, pada Shakila Jeno menemukan kebebasan. Kalau kata lagunya The 1975 you do make me hard, but she makes me weak. Tapi pada siapa Jeno akan berlabuh?