Tempat yang Jeno tuju tempat yang cukup rahasia, anak-anak kontrakan kadang sering ke sana untuk memancing, tempatnya di pinggir pantai, ada dermaga yang tidak tuntas dibangun, sebenarnya mobil juga bisa masuk ke sana meski Jeno harus menyingkirikan palang pembatas dengan tulisan dilarang masuk itu.
Dan benar saja, bintang di sana terlihat jelas dan indah meski cuma dari dalam mobil.
Jeno dan Shakila enggan keluar karena cuaca yang dingin yang dihasilkan malam dan angin laut, hingga keduanya hanya melonggarkan sandaran dan duduk diam.
Jeno yang menggantikan Shakila menyetir kini mengatur lampu agar lebih temaram.
"Gue lebih suka ini dari pada club." Ucap Shakila yang langsung merasa tenang setelah melihat deburan ombak, awan yang pantuli cahaya bulan dan beberapa bintang di atas laut.
"Gue juga lebih suka ini."
Kedua sama-sama terkekeh.
"Minggu depan jadi ekspedisi sama anak-anak divisi elo?"
"Tunda kayaknya. Haikal juga katanya ada pelatihan, elo?"
"Kosong sih, paling gue ikut Haikal sama Winda latihan di wall. Seru tahu liat anak-anak RC sahut-sahutan. On belay! Climb!" Shakila yang menirukan kode-kode Ketika sedang panjat tebing itu sukses membuat Jeno terbahak.
"Lo tahu gak gue pernah sama Haikal ngeledekin Winda. Diakan sama Kak Titan anak divisi climbing, Haikal bilang kalau mereka lagi main pake kode panjat ga?" Shakila yang mengenang itu tertawa.
"Kebayang mereka sahut-sahutan, On belay (Siap memanjat), belay on (Siap menahan). Hahahaha."
Padahal itu kode si pemanjat dan si bellayer tapi kalau sambung-sambungkan dengan yang iya-iya oleh Jeno entah kenapa nyambung juga.
"Makanyakan? Climbing! (Mengambil posisi), climb (Mempersilahkan)."
"Kalau mau 'nyampe' gimana Kil?"
"Pake kode tension."
"Anjing. Kalau bercandaan ini dibawa ke sekret Mapala pasti pada paham, tapi UKM Lain pasti pada nganga dan heran kita ngetawain apa."
Puas tertawa dengan imajinasi ketinggian mereka dengan kode panjat tebing membuat Jeno dan Shakila terdiam lagi, namun tangan Jeno tidak diam, ia bergerak mengenggam tangan Shakila dan menciumi punggung tangannya dengan kecupan-kecupan kecil yang membuat Shakila terkekeh geli.
"Kil?" Panggil Jeno dengan nada terlembut yang ia miliki.
"Kenapa?"
"Be mine please?"
Shakila terkekeh, "I'm all yours tonight Jen."
Jawaban Shakila membawa tangan Jeno meraih wajah mungil itu, mendekat dan memberi kecupan di bibir atas Shakila beberapa kali sebelum menggulumnya penuh penghayatan.
Jeno menjauhkan wajahnya, namun mata itu tidak bisa lepas dari bibir bawah Shakila yang juga minta kecupan yang sama.
"Don't matter what you say, don't matter what you do," Jeno tiba bersenandung pelan lagu bad things sembari mengagumi betapa indah paras Shakila dengan ujung-ujung jemarinya yang bergerak halus menyentuh pipi, mata, hidung hingga bibirnya.
"I only wanna do bad thing to you, so good," Jeno tersenyum tapi hanya dengan menarik sebelah bibirnya hingga terlihat sangat menggoda di mata Shakila.
"I can't explain it..."
Jeno tidak bisa melanjutkan nyanyiannya karena Shakila telah menarik kaosnya dan lebih agresif mencumbu bibir pemuda itu. Rasa pahit alcohol yang masih tersisa bahkan menambah panasnya ciuman malam itu, sayang sekali pantai indah di hadapan mereka jadi terbaikan karena Jeno dan Shakila sudah larut satu sama lain.
Tiba-tiba Jeno teringat saran Mark untuk memberi Shakila banyak tanda cinta di lehernya, Jeno tidak pernah berpikir demikian, ia selalu bermain aman dan tidak meninggalkan jejak tapi kali ini Jeno benar-benar ingin melakukannya.
Drrrr drrrrr!
Shakila menyadari getaran ponsel Jeno yang tergeletak di kursi belakang memunculkan ID Pemanggil dengan nama Sei dan emoticon hati, Shakila yang baru saja dibuat bahagia kini hancur lagi, bahkan Jeno belum mengeluarkan miliknya, teguran untuk Shakila sudah datang.
"Cewek lo nelepon." Jeno buru-buru meraih ponselnya, bukannya mengangkat Jeno langsung mematikannya dan menahan Shakila yang ingin beranjak dari pangkuannya.
"Apa sih Jen? Udahkan? Elo udah keluarkan?"
"Kil bilang sesuatu kek, gue tahu elo mendam, gue tahu hati lo juga sakit, gue tahu. Bilang Kil, kalau elo minta gue milih, gue pasti milih elo."
Shakila tersenyum miris.
"Elo bilang gitu karena habis main sama gue, lain cerita kalau elo habis nelepon sama dia. Lagian gue bukan pilihan, gue jawaban Jen, bagi pertanyaan yang bener. Tapi... apa elo pertanyaan itu?"
Shakila perlahan bangkit dan merapikan pakaianya, menggambil beberapa lembar tissue dan menyerahkannya untuk Jeno.
"Gue salah Kil egois dan cemburu padahal elo sama Suryo gak ada apa-apa, sedangkan gue, gue punya cewek lain tapi elo gak pernah marah, gak pernah egois," Jeno sudah memasang kembali jeansnya, ia kini menatap Shakila yang termenung menatap ombak.
"Bilang Kil kalau gue ngehalangin elo. Gue bakal menyingkir buat bahagia elo."
"Kalau gitu boleh gue jalan sama Suryo?"
Permintaan itu meremukkan hati Jeno seketika namun bodohnya ia mengangguk dan berkata iya hingga Shakila merasakan remuk hati yang sama karena merasa perlahan dilepaskan.
-To be continued -
AKU CAPEK SAMA KALEAN!
Btw versi unsesored chapter ini bisa dibaca di trakteer.id/winjo_h (linknya di bio)
(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY MISTAKE
Fiksi UmumPada Serena Jeno menemukan ketenangan, pada Shakila Jeno menemukan kebebasan. Kalau kata lagunya The 1975 you do make me hard, but she makes me weak. Tapi pada siapa Jeno akan berlabuh?