Bangkai yang disimpan pasti tercium juga

2.5K 521 48
                                    

Jeno pulang dengan perasaan ringan, ia memarkirkan motornya dan mengunci pagar rumah karena sepertinya Jenolah yang paling terakhir pulang.

Hampir pukul satu pagi, tentulah para penghuni kontrakan yang isinya jantan semua tidak tidur sepagi itu, bahkan Keenan dan Leon masih main PS di ruang tengah, Haikal dan Mark makan mie instan, Rendy kerja maket, Lucas sih pasti menginap di kampus karena jadi panitia acara pekan seni, sedangkan Nareshta... 

Jeno tidak melihat teman sekamarnya itu dimana-mana.

"Nana mana?" Tanya Jeno yang tanpa permisi sudah mengambil sendok Haikal dan menyeruput mie instannya.

"Jangan diabisin buset Jen! Gue juga laper!"

"Nana udah pulang dari tadi, di kamar kali, tadi dia manasin solder di sini katanya mau benerin hp lo. Lagian hp lo kenapa ga dibawa ke service center aja sih Je?"

Pertanyaan Mark diabaikannya, ya lagian kalau masih dibisa diperbaiki Nareshta kenapa harus effort bawa ke service center?

"Ya udah gue ke kamar deh."

Seperti yang dikatakan Mark ternyata Nareshta memang memperbaiki ponselnya, saat Jeno masuk Nareshta sudah selesai memasang kembali casingnya.

"Udah nyala?"

"Udah, lain kali hati-hati. Gue beliin lcd, lo bayarin lcdnya aja, tuh strucknya. Biaya pasangnya gak usah karena gue baik hati dan tidak sombong."

Narsis Nareshta seperti biasanya.

"Cih." Ledek Jeno yang sudah menyambar ponselnya.

Ia kemudian sibuk mengirimkan pesan pada Serena, meminta maaf karena tidak menghubunginya, meski Jeno sudah mengabari dengan mengirimkan DM di sosial media Serena kalau hpnya tidak sengaja jatuh...

Aduh Jen padahal mah kebanting karena kamu emosi.

"Halo?" Jeno langsung mendapat telepon begitu selesai mengirim pesan. 

"Bentar aku keluar dulu."

Baru Jeno akan beranjak keluar kamar namun ia ditahan Nareshta untuk tetap di dalam.

"Elo nelepon aja di situ, di teras banyak nyamuk. Lagian gue belom makan malam, baru ini mau masak mie, di situ aja lo."

"Okay." Jeno mengangguk menyetujinya dan melanjutkan percakapannya dengan Serena, meski ada sesuatu yang menganjal di hati Jeno karena tatapan Nareshta seolah menghakiminya.

Tidak seperti yang Jeno janjikan pada Shakila kalau hpnya sudah bagus ia akan langsung menjelaskan semuanya pada Serena, ah ternyata tidak semudah itu. Pada akhirnya Jeno kembal jadi pacar dan pendengar yang baik sembari memikirkan bagaimana mengakhiri semuanya tanpa meninggalkan sakit pada Serena yang sudah baik padanya?

"Udah neleponnya?"

Kepala Nareshta menyembul dari pintu.

"Udah."

Narehsta melangkah masuk ke kamarnya, sudah lima semester ia sekamar dengan Jeno, ia tahu kebiasaan baik dan buruknya, ia tahu segalanya tentang Jeno, hampir tidak ada rahasia antara Nareshta dan Jeno yang memang sudah bersahabat cukup lama, tapi apa yang ditemukan Nareshta saat memperbaiki ponselnya Jeno mengejutkan dirinya sendiri.

"Boleh nanya ga gue Jen?"

"Nanya aja Na, kenapa pake minta ijin segala?" Heran Jeno, biasanya Nareshta langusng ceplas-ceplos saja, kenapa tiba-tiba terdengar tegang begitu?

BE MY MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang