Hari kelima, mungkin setiap sudut kota Yogya sudah dijelajah Jeno berkat Serena. Mereka bercanda, tertawa, makan, dan singkatnya bahagia.
Mungkin bagian bahagianya hanya milik Serena, karena hari demi hari debar yang dirasa Jeno mulai pudar lagi, tangan Serena yang ia genggam, Pundak Serena yang ia rangkul, pipi dan kening Serena yang ia cium tapi hari ini setiap sentuhan itu membuatnya tak enak hati dan merasa khianat pada satu nama... ya Shakila.
"Aku kayaknya besok harus pulang deh?" Ujar Jeno.
"Loh kok gitu?" Serena yang sementara makan langsung kehilangan selera.
"Katanya mau seminggu di sini? Kalau pulangnya besok, berarti baru enam hari Je!"
"Udah dicariin anak-anak di UKM Ser, lagian aku juga kayaknya maju buat pencalonan ketua jadi harus bantu-bantulah kalau ada kegiatan kayak gini. Kasian juga Haikal sama Winda cuma berdua dari Angkatan aku."
Jeno menjelaskan sembari menghapus sisa makanan di ujung bibir Serena dengan tissue.
"Loh Angkatan kamukan berempat? Yang satu kemana?"
"Jepang, kondangan."
"Buset, kondangan di luar negeri?"
Jeno terkekeh sambil mengangguk.
"Dia mixnya banyak banget, keluarganya internasional deh. Bendera di bio instagramnya aja berjejer. Papanya kalau gak salah Jawa sama Chinese, Mamanya Manado sama Portugis." Jeno menjelaskan dengan wajah sedatar mungkin.
"Cantik banget pasti orangnya. Namanya siapa?"
"Heung?" Jeno tersenyum bodoh, sebenarnya ia tidak ingin mengucapkannya tapi...
"Shakila Herlangga Evel."
"Namanya aja cantik." Gumam Serena.
"Harusnya kalau aku bilang gitu, kamu balesnya kamu lebih cantik sayang. Gitu?!" Protes gadis itu kemudian.
Tapi lidahnya keluh, ia tidak bisa mengucapkannya. Tidak ada yang lebih cantik atau yang lebih jelek antara Serena dan Shakila, dua-duanya cantik bagi Jeno dan ia tidak akan menjatuhkan salah satunya.
"Gitu ya? Hehe." Poni Serena usapnya sayang.
"Udahkan makannya? Yuk balik, udah malem." Ajak Jeno kemudian.
Di atas motor, peluk Serena yang dirasakan Jeno makin erat, kepala gadis itu bersandar manja di punggung lebar miliknya, Jeno sesekali memandangi lengan kecil Serena yang melingkar di perutnya dan menepuk-nepuknya pelan.
Ia juga sayang pada Serena, tapi seharian ini bayangan Shakila menganggu hati dan pikirannya, padahal ada Serena, di dekatnya, dipeluknya, harusnya kepala dan Hatinya hanya tertuju pada Serena bukan?
"Loh, loh kok belok masuk? Akukan biasanya drop kamu di luar?" Heran Serena saat Jeno membelokkan motor ke dalam hotel tempatnya menginap.
"Ini malam terakhir aku loh di Yogya Ser. Masa gak mau kamu temenin?"
Senyum Jeno terulas, jantung Serena dibuat berdetak cepat dan mencerna keadaan.
Ia wanita dewasa, ia tahu saat perempuan dan laki-laki ada di kamar hotel bersama... ah tidak!!!
Gue pake dalemannya senada ga ya?
Serena lalu mengacak-ngacak udara di atas kepalanya.
"Kenapa?" Heran Jeno melihat tingkah sang pacar.
"Ah? Enggak."
"Ya udah yuk." Ajaknya sembari mengandeng lembut tangan Serena ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY MISTAKE
Aktuelle LiteraturPada Serena Jeno menemukan ketenangan, pada Shakila Jeno menemukan kebebasan. Kalau kata lagunya The 1975 you do make me hard, but she makes me weak. Tapi pada siapa Jeno akan berlabuh?