"Kenapa temen-temen kamu ngeliat aku kayak shock gitu Sei?""Mereka tahunya aku gak punya pacar." Bisik Serena.
"Pantesan aja pas Maba elo nolak kating terganteng yang nembak lo Ser, ternyata elo nyimpan barang bagus diem-diem ye?"
"Jeno bukan barang woy!" Sanggah Serena sambil terkekeh.
Jeno duduk canggung diantara banyaknya teman Serena di tenda angkringan di dekat kampusnya itu, beberapa ada yang mengajaknya bersalaman sambil berkali-kali bertanya kalau apa benar ia pacar Serena?
Dan Jeno hanya bisa tersenyum dan mengangguk mengakuinya.
"Jen," Panggil Serena.
"Hem?"
"Gak apa-apa aku publish kita kayak gini? Kamu gak keberatan aku kenalin sebagai pacar?" Jeno menggeleng sebagai tanda ia sama sekali tidak keberatan.
"Udah waktunya Sei, lagian mereka juga teman-teman kamu ya masa aku mau dikenalin sebagai teman doang yang mengunjungi temannya di Yogya?"
Serena tersenyum senang, akhirnya dia bisa memposting—
"Jangan foto atau tag ya? Soalnya aku gak bilang-bilang sama ketua Mapala aku, aku ke yogya. Mereka tahunya aku di rumah Oma. Mereka ada kegiatan soalnya, ga enak kalau liat aku liburan sementara mereka sibuk."
"Ah, iya." Serena mendesah kecewa.
Serena yang baru mau mengambil potret Jeno langsung memasukkan kembali ponselnya, ah betapa sia-sianya jika tidak ada dokumentasi dalam kenangan indah ini.
"Sei, mau foto? Gak apa-apa deh kalau cuma buat kenang-kenangan." Jeno sadar dengan ekspresi kecewa gadis itu saat ia tidak mengizinkannya mengunggah apapun, tapi kalau tidak diunggah, Jeno rasa tidak masalah.
"Beneran?"
"Hem."
"Temen-temen kita foto dulu yuk!"
Serena langsung berteriak antusias begitu mendapatkan ijin, dengan bantuan pengunjung lain ia mengambil gambar dengan teman-teman kampusnya dan dengan Jeno yang merangkulnya penuh sayang.
"Ini aku unggah tapi tampang kamu diblur boleh ga? Gak bakal aku tag kok." Bujuk Serena.
"Ya udah, upload aja."
Bincang-bincang akrab Jeno dan teman-teman Serena berlangsung seru, ya namanya anak seni dan anak seni ketemu pasti pembicaraannya mengular kemana-mana, belum lagi perbedaan budaya Makassar dan Yogya menarik minat mereka,
Katanya harus ada panggung seni yang menggabungkan dua budaya itu tapi tidak terbayang bagi Jeno bagaimana ia mengiringi Tari padduppa dan Tari golek ayun-ayun sekaligus.
"Lo anak seni musikkan?"
"Iya. Kenapa?"
"Bolehlah gitaran sambil nyanyiin kita?"
"Jeno! Jeno! Jeno!"
Seluruh teman Serena langsung riuh meski Serena menolak halus, katanya kasian Jeno malu, tapi siapa yang malu? Kalau ada gitar mah, Jeno ayok-ayok aja.
Tringgg!
"Stelannya gak asik mas." Cibir Jeno dengan nada bercanda pada teman Serena si pemilik gitar yang kini dipangkunya.
"Btw thankyou for having me. Kalau tahu lagunya kita nyanyi bareng. Okay?"
"Okay!" Angkringan itu tiba-tiba jadi arena live music dadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY MISTAKE
General FictionPada Serena Jeno menemukan ketenangan, pada Shakila Jeno menemukan kebebasan. Kalau kata lagunya The 1975 you do make me hard, but she makes me weak. Tapi pada siapa Jeno akan berlabuh?