---*Ezra&Nita's House*---
"Mas Abi, makannya yang pinter ya. Jangan dimain-mainin."
"Aaaaa!"
"Kakak Adhi, kan udah ada mangkok sendiri ganteng."
"Huaaaa!"
Nita menghela napas, lalu dengan perlahan menggeser salah satu kursi bayinya. Keduanya sekarang menjadi berjauhan, berjarak. Kedua bayi kembarnya sekarang saling pandang dalam diam.
"Ayo abisin makannya. Nanti main lagi ya."
"Huweeee!"
Setelah dipisah malah membuat keduanya menangis karena perkara duduk berjauhan. Sedangkan kalau disatukan, makan malam mereka tak akan selesai-selesai.
"Bunda barengin lagi, tapi makannya yang pinter. Oke?" Bujuk Nita lembut sambil menggeser kembali keduanya agar berdekatan. Seperti mengerti, kedua bayinya berteriak kegirangan sebelum melanjutkan kegiatan makan mereka.
Nita mengamati kedua anak kembarnya dengan senyum, lalu kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam sang ayah. Dalam perhitungannya, Ezra akan sampai di rumah setengah jam lagi. Ia berjanji jam tujuh tepat sudah dalam perjalanan pulang.
Mas Abi adalah bayinya yang pertama, lebih tua lima menit dibanding sang adik. Hobinya saat ini adalah memegang, meremas, dan melempar-lempar apa yang ada di tangannya. Penasaran akan bentuknya, dan bagaimana suara yang dihasilkan benda tersebut.
Kakak Adhi adalah yang termuda. Dengan hobi yang kurang lebih sama. Hanya saja, ia selalu terpikat dengan apa yang dipegang oleh sang kakak. Padahal, Nita selalu memberikan keduanya apapun yang persis sama. Mas Abi sebenarnya pengalah, ia tak pernah marah kalau mainannya atau makanannya direcoki sang adik. Tapi Nita tak ingin itu menjadi kebiasaan Adhi seterusnya.
Mengurus kedua anaknya dalam satu waktu membuat Nita luar biasa lelah. Keputusannya rehat total setelah melahirkan ternyata tepat adanya. Ia tak akan sempat menyentuh naskah apapun kalau anaknya saling berteriak lima menit sekali. Kadang menjerit karena senang, kadang karena berebut mainan, kadang juga menangis. Nita masih butuh waktu untuk membedakan maksud dari setiap teriakan-teriakan sang anak dan apa yang anaknya butuhkan.
"Unaa."
"Iyaa sebentar ya ganteng."
Yang Nita kenali adalah panggilan yang anaknya berikan untuknya. Cara berbicara kedua anaknya yang belum begitu lancar justru menciptakan panggilan tersebut.
"Pinter banget anak-anaknya Bunda. Mamamnya habis semua." Puji Nita sambil mengelap wajah dan tangan dua jagoannya. Ya, meskipun makannya sempat agak berantakan di awal. Kini isi mangkoknya habis dan nyaris bersih.
"Daaah!" Abi memperhatikan tangannya sendiri yang sudah bersih. Sang adik memandangi tangannya sendiri, lalu membandingkan tangannya dengan sang kakak.
"Daaah!" Ucap Adhi, mengikuti ucapan sang kakak tadi. Nita tertawa mendengarnya.
"Pinter, abis ini mau minum susu apa minum jus? Terus bobo ya."
Nita memindahkan kedua anaknya ke ruang televisi untuk bermain. Sementara ia membereskan bekas makan malam mereka. Kemudian, menyajikan lauk untuk makan malam sang suami.
"Ayah pulang."
"Iyaaah!" Abi menyambut ayahnya yang sedang membuka sepatu di dekat rak. Ezra sudah tertawa kecil melihat samar-samar anak-anaknya merangkak menuju tempatnya berdiri.
"Iyah! Iyah!" Adhi mengikuti sang kakak sambil merangkak cepat menuju sang ayah.
"Aduh aduh makin cepet aja ini kalian merangkaknya." Ucap Ezra diakhiri tawa kecil, sebelum menaruh tasnya begitu saja di atas rak sepatu. Tangannya dengan sigap menggendong anaknya di kiri dan kanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life) [✔]
FanfictionAnother bridge, a level up This is a lokal AU, a sequel from Gamal & Ezra Story. The cast name belongs to @lokalsvt on twitter. WARNING: Bahasa Semi Non-Baku