"Ngga akan keliatan, ay."
"Keliatan, Mas!"
"Nggaa, udah lah ngga usah. Ribet."
"Diem!"
Ezra langsung terpaku di tempatnya waktu denger nada tegas dari istrinya, langsung ngga bergerak. Ezra dibangunin lebih pagi dari biasanya sama sang istri, langsung disuruh mandi cepet-cepet. Soalnya Ezra bilang, ada meeting sama anak-anak kantor, early meeting.
Ya ngga harus sepagi ini juga, tapi Nita merasa ada yang harus dia kerjakan buat suaminya pagi itu.
"Kan kamu tuh ngga sadar. Kalo gerah gimana? Nanti buka kancing, terus longgarin dasi. Nanti keliatan, kan malu."
Ezra nyengir aja dengernya, betah aja heran denger istrinya ngomel-ngomel lucu kayak begitu. "Kalo keliatan juga wajar aja sih, ay. Orang udah nikah kok, santai."
Nita mendecak. "Ya kalo kamu ngga malu, berarti aku yang malu dong, Mas."
Ezra terkikik geli, dalam hati membenarkan apa yang istrinya bilang. Semalem aja waktu sadar, istrinya langsung heboh mengecek persediaan di meja rias. Padahal suaminya itu santai, toh bajunya tertutup kalo kerja. Tapi iya sih bener, kalo keliatan orang nanti malah istrinya ini yang malu.
"Suruh siapa semalem semangat banget, sampe bekasan gini." Ledek Ezra, pipi istrinya langsung memerah sampai ke telinga.
"S-semalem kan Mas yang suruh! Ngeledek mulu ah kesel." Gumam Nita marah, Ezra malah makin seneng liatnya. Lalu membiarkan Nita menepuk-nepuk sekitar tulang selangkanya dengan spons, kata istrinya sih yang dibalurinnya itu namanya concealer. Ezra taunya yang di lagunya film frozen doang, conceal~ don't feel~.
"Udah nih, Mas. Kebabnya udah aku panasin tadi. Mau minum apa? Kopi?" Celoteh Nita sambil merapikan peralatan make up nya.
"Aku pengen teh susu deh ay." Tanya Ezra sambil mengancingi kemejanya.
"Mmm oke, aku bikinin yang instan aja ya biar cepet." Nita berjalan menuju dapur, sedangkan suaminya menghembuskan napas kecewa. Karena kedengeran lumayan keras, Nita udah pasti denger.
"Nanti lama Mas kalo aku bikin dari nol. Tau sendiri aku ngga pernah pas bikinnya." Nita mencari kemasan teh nya, sebelum menuang bubuknya ke dalam gelas.
"Iya sih hehe. Maaf sayang." Ezra ngerasa bersalah deh jadinya, padahal cuma iseng aja gitu dan kepengen. Kemaren cobain menu baru itu di kantin kantor, dan ngga seenak ekspektasi. Emang paling enak buatan orang rumah.
"Ngga apa-apa Mas, lain kali ya. Aku tuh suka lupa step-step nya, nanti aku tanya Almi lagi deh." Terdengar suara kucuran air dari dispenser, juga suara kunyahan pertama Ezra yang sedang mulai menikmati sarapannya.
"Emang dia bisa bikin gituan ya?" Ucap Ezra sambil mengunyah dengan mulut nyaris penuh. Aroma teh langsung memenuhi penciumannya waktu Nita datang menghampiri dengan gelas di tangan.
"Bisa Mas, aku belajar dari dia kalo minuman gitu. Dia tuh sering bikin minuman buat Gamal dari zaman kuliah, macem-macem deh." Nita kini mengambil sarapan miliknya setelah menyajikan teh milik sang suami.
"Oh iyaya? Kok aku dulu ngga dibikinin?"
Nita tertawa kecil, sejak kapan suaminya jadi suka cemburu gemes-gemes gini. "Almi bikininnya ya di rumah Gamal biasanya, seringnya pas nginep di sana. Kelas kita bentrok mulu dulu Mas, mana sempet bikinin deh aku."
"Iya sih ya, untung sekarang serumah." Gumam Ezra sambil mengunyah sarapannya. "Eh kamu udah lama kayaknya ngga ketemu sama Kia. Main ay, ke sana." Tegur Ezra halus, ini sudah berminggu-minggu Nita janji mau mengunjungi temannya itu. Sejak tau Kia hamil, Nita belum sempet ketemu lagi. Menurut Ezra takutnya Kia salah paham atau gimana, terus nanti mereka berdua malah jadi semakin canggung dengan jarak yang tercipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life) [✔]
FanfictionAnother bridge, a level up This is a lokal AU, a sequel from Gamal & Ezra Story. The cast name belongs to @lokalsvt on twitter. WARNING: Bahasa Semi Non-Baku