☁️23.Good Day☁️

402 55 37
                                    

"Argh." 

Gamal mengerang lalu berusaha bangun dari tidurnya. Waktu membuka matanya, Gamal sempet heran karena ngga ada Kia disampingnya. Tapi ngga ada waktu buat mikirin itu, karena Gamal harus segera menuju kamar mandi. Di dalam sana, Gamal langsung mengeluarkan isi perutnya sampai tenggorokannya perih. Nafasnya terengah-engah, lalu menyegerakan diri mencuci mulutnya di wastafel. Gamal memandang dirinya di depan cermin, matanya berair dan wajahnya lelah. Tapi pada akhirnya Gamal malah melengkungkan senyum, karena sudah tau apa penyebab dari semua ini.

Waktu ngelangkahin kakinya keluar kamar, Gamal liat kiri kanan lalu mencium aroma masakan dari dapur. Matanya sempat melirik jam di dinding, rupanya sudah jam setengah enam pagi. Gamal kira ini masih tengah malam, tapi bahkan cahaya tipis-tipis sudah mulai menembus tirai di ruang tengah.

"Masak apa?" Tanya Gamal sambil memasuki dapur, Kia sampai terperanjat kaget.

"Kaget ih! Kok udah bangun kamu?" Kia masih menumis sesuatu di wajan, cuma sempat menoleh sebentar waktu Gamal nanya tadi.

"Mual tadi. Kamu masak apa sayang?" Ulang Gamal, lalu mengambil gelas untuk diisi air putih. Kia tersenyum sekilas lalu mengambil sendok makan.

"Ayam mentega, sama tumis kacang panjang." Jawab Kia sementara Gamal mengangguk sambil meneguk isi gelasnya.

"Kayaknya agak kebanyakan kecapnya deh." Keluh Kia, Gamal berjalan menghampiri.

"Mana?" Kia menyendokan sedikit bumbunya, lalu menyodorkan pada suaminya setelah ditiup-tiup pelan.

"Udah enak sih kata aku."

"Bener? Ngga kurang asin?" Gamal mengecap-ngecap lagi sebelum mengangguk.

"Garem deh dikit." 

"Oke." Menit selanjutnya Kia udah sibuk lagi dengan masakannya, sang suami cuma mengamati dari meja makan. Masih ada waktu lah satu jam lagi, baru abis itu mandi. Masih males aja gitu kena air, dingin. Atau mungkin, emang masih betah mandangin istrinya yang pagi-pagi gini udah sibuk masak.

"Gamal sayang, bukannya mandi." Tegur Kia sambil menumis sayur kacang panjangnya, di dekat kompor sudah ada lunch box yang siap diisi.

"Dingiiin." Rengek Gamal manja sambil menyandarkan sisi pipinya ke permukaan meja.

"Kan bisa pake air anget."

"Maless." 

Kia terkekeh, alesan aja sih ini tuh suaminya. Bukan dingin berarti, alesannya sebenernya gara-gara masih mager. Masakannya sekarang udah selesai, tinggal nunggu agak dingin sebelum masuk ke dalam kotak. Soalnya kalo langsung dimasukin dan ditutup, nanti cepet asem jadinya. Tangan Kia sekarang sibuk menyiapkan jus jeruk dari kulkas, kemudian menaruhnya ke dalam tumblr yang biasa Gamal bawa ke kantor.

"Mau apa?" Tanya Kia waktu menyadari sekarang tangan Gamal melingkar di pinggangnya.

"Udah nyiapinnya?"

"Mmm tinggal ngambil buah aja sih." Gamal membalikan tubuh istrinya agar menghadapnya, lalu tersenyum sebelum melumat bibir Kia dalam-dalam. Tangan Kia dengan perlahan menaruh botol minumannya di meja. Kia bernapas terengah waktu Gamal melepaskannya.

"Good morning." Sapa Gamal lalu tersenyum memamerkan deretan giginya, Kia jadi ikut tersenyum bahkan sampai tertawa kecil. "Good morning juga ya, Dek." Lanjut Gamal sambil mengusap-usap perut Kia lembut.

"Morning too, dear. Mandi sana." Ujar Kia sambil mencolek hidung Gamal.

"Kamu udah emang?"

"Belom sih, aku nanti deh sia-eh mau apa?!" Kia terkejut waktu Gamal tiba-tiba menggendongnya, tangan Kia refleks bertumpu di pundak lebar suaminya.

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang