16+
Sampe kantor, Gamal datang lebih pagi dari biasanya karena mau ngajak meeting anak seruangan. Seminggu waktu yang cukup buat observasi keadaan. Jadi ini saatnya buat memulai langkah pertama yang paling sederhana.
"Pagi semuanya, sudah datang semua?" Tanya Gamal, seisi ruangan menjawab dengan kompak. Sementara Gamal diam-diam menghitung siapa saja yang udah hadir.
"Pertama, sebagai orang yang dipilih sebagai pimpinan baru tim, saya akan menyampaikan tujuan dan evaluasi yang saya lakukan setelah satu minggu di sini."
Gamal ngejelasinnya detail satu per satu, beberapa ada yang keliatan mengantuk, keliatan julid, sampe antusias.
"Sok tau banget anak baru." Bisik satu orang bapak berumur empat puluhan.
"Pindahan dari luar katanya emang suka sok pinter." Balas satu orang yang keliatan lebih muda sepuluh taun di sampingnya.
Presentasi Gamal berjalan lancar dan lumayan jelas juga. Damar dengan antusias menyimak dan mencatat beberapa pertanyaan yang mau dilontarkan. Sama seperti satu orang cowok di sampingnya, tapi dia lebih terlihat ketakutan dan gugup.
"Kamu kenapa?" Tanya Damar pelan, sedangkan yang ditanya cuma menggeleng.
"Iya sementara ini saja, ada yang mau ditanyakan?"
Hening.
Malah kedengeran suara seseorang menguap. Amat ngga sopan sebenernya, tapi Gamal ngga marah dan membiarkan dulu. Dia udah duga responnya bakalan kayak gini.
"Saya minta kalian buat resume terbaru, sesuai dengan pencapaian kalian sampai saat ini. Setelah itu baru saya bisa berikan komando selanjutnya. Pak Damar bisa bantu saya?"
"Siap pak."
"Ada yang mau ditanyakan?" Satu orang bapak mengangkat tangannya, matanya terlihat mengantuk.
"Ada untungnya ngga buat kita? Apa kita dapet uang lembur?" Gamal cuma senyum, walau pun sadar udah diremehkan.
"Pasti ada, nanti kalian akan tau sendiri. Untuk uang lembur saya belum bisa jaminkan, tapi untuk makan malam saya yang tanggung."
"Wah lumayan juga." Seru bapak itu sambil tertawa sekilas.
"Meeting pagi ini selesai. Silahkan kembali ke job desk masing-masing. Setiap pekerjaan kalian sudah saya bagi di e-mail, harap kerjakan sesuai porsi masing-masing. Saya tunggu sampai jam pulang." Kata Gamal sambil melirik jam di tangan kanannya.
"Males banget, kayak kuliah." Gumam seseorang, Gamal cuma hela napas aja.
Mereka larut dalam pekerjaannya, dan kali ini beneran kerja semua. Ngga ada yang main game atau nonton. Damar berdecak kagum pas jam makan siang karena semua keliatan lelah bekerja.
Ini yang Damar pengenin, semuanya produktif. Ngga dia doang yang capek sendiri. Sekarang dia sama Gamal lagi nikmatin waktunya di meja kantin.
"Gam, gila sih kok lo bisa begitu?"
"Biasa aja sih." Kata Gamal sambil nyendok nasi gorengnya.
"Serius kok mereka bisa kerja semua?"
"Gue bagi setiap kompi dua proyek, kalo mereka bisa selesai hari ini gue janji bakal beliin makanan yang mereka mau. Gitu doang." Damar langsung ngakak, bisa-bisanya seisi ruangan nurut cuma gara-gara disogok makanan kayak gitu. Bener-bener kayak anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life) [✔]
Fiksi PenggemarAnother bridge, a level up This is a lokal AU, a sequel from Gamal & Ezra Story. The cast name belongs to @lokalsvt on twitter. WARNING: Bahasa Semi Non-Baku