Gamal menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan. Bulir keringat mengalir di pelipisnya, matanya memejam erat. Lalu beberapa saat kemudian, matanya terbuka lebar, napasnya terengah. Gamal hendak mengusap keringatnya dengan tangan, lalu sadar bahwa ada seseorang tidur di atas lengannya.
Kia ada disana.
Kia tidak pergi.
Gamal tersenyum lega, mimpinya sama sekali ngga jadi nyata. Tangannya dengan lembut mengusap pipi Kia pelan, membuat Kia tersenyum dalam tidurnya. Gamal terkekeh pelan, mimpi istrinya mungkin indah banget makanya sampai senyum kayak gitu.
Mata Gamal beralih ke dinding kaca yang terbuka, sengaja semalem emang ngga ditutup tirainya karena mau nikmatin view pantai malam itu. Mereka sama-sama menonton film sebelum kembali berakhir di ranjang semalam.
Suara debur ombak terdengar samar-samar, lalu Gamal melihat langit yang perlahan sedikit terang. Ngasih Gamal ide buat mengawali kegiatan hari ini.
"Yang." Kata Gamal lembut, bibirnya menciumi seluruh wajah Kia.
"Hmmh." Kia masih lelap, ngebuat Gamal ngga berhenti menciuminya.
"Bangun sayang." Ciumannya turun ke rahang Kia, lalu ke lehernya. Kia sebatas bergerak gelisah, tapi sama sekali ngga mau buka matanya. Masih ngantuk berat.
"Yang."
"Ssh-kenapa sih yang?" Suara serak Kia terdengar setelah Gamal mengigit daerah pundaknya yang terbuka, cowok itu sempat terkekeh waktu liat beberapa bekas di pundak dan leher istrinya. Sekarang Kia susah payah membuka kelopak matanya.
"Bangun yuk, kita liat sunrise." Kata Gamal sambil bangkit buat duduk, lalu mengambil pakaiannya yang berserakan semalam di sekitar kasur.
"Ngantuk sayang. Besok lagi ya." Keluh Kia, masih dengan suara seraknya. Tapi tangannya mencari-cari kausnya dengan malas di permukaan kasur.
"Besok sibuk kita yang, sekarang aja mumpung jam segini yuk." Gamal yang udah rapih dengan kaos dan celana panjangnya, bantuin Kia ngambilin pakaian yang tercecer di lantai.
"Hnggg." Kia merengek waktu Gamal dengan paksa narik tangannya supaya Kia bangun, lalu memakaikan kaos ke istrinya itu. Kia membuka matanya perlahan dan menemukan Gamal tersenyum di depan wajahnya.
"Nah gitu cantik, bentar aku cariin celana kamu semalem dimana." Gamal dengan cepat menemukannya di dekat dinding kaca, sementara Kia menggulung rambutnya ke atas dengan ikat rambut yang melingkar di pergelangan tangan. Gamal memakaikan pakaian ke istrinya sampai lengkap, lalu berjongkok.
"Mau apa?" Tanya Kia, suaranya mulai kembali normal.
"Mau gendong ngga? Kalo nunggu kamu jalan pasti lama, kayak zombie." Kata Gamal setengah meledek, Kia mendengus lalu naik ke punggungnya dengan malas. Gamal ketawa.
Setelah mastiin posisi Kia nyaman dan tangannya melingkar dengan tepat di leher Gamal, cowok itu keluar kamar dan berjalan dengan kaki telanjang menuju ke arah pantai. Untung aja ngga terlalu jauh dari resort mereka nginep, jadi Gamal ngga terlalu pegel. Gamal liat pantai seluas mata memandang, dan liat di ujung sana matahari perlahan mulai muncul.
"Yang, kamu ngga tidur kan?"
"..."
"Yaaang."
"..."
"Almira."
"Ugh? Iya iya yang ini bangun maaf." Kia membuka matanya sekuat tenaga, lalu beneran ngga menyesal karena pemandangan di depannya indah banget. Kia ngga pernah liat suasana matahari terbit kayak gini sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life) [✔]
Fiksi PenggemarAnother bridge, a level up This is a lokal AU, a sequel from Gamal & Ezra Story. The cast name belongs to @lokalsvt on twitter. WARNING: Bahasa Semi Non-Baku