"Kamu mikir ngga sih resiko ini bakal ada setelah kita nikah? Mana janji kamu?"
"Maaf, kamu sabar dulu. Kalo aku udah dapet kerja lagi, kita bisa pergi dari sini."
"Aku udah bilang restu itu penting! Aku bisa sabar Mas, tapi Almi? Dia dilempar kertas di hari pertamanya sekolah karena ada yang bilang dia anak haram!"
"Kita harus tahan dulu, Kia pasti kuat!"
"Egois banget kamu jadi orang! Nyuruh anak kamu yang masih sekecil itu untuk tabah dihina orang? Ini udah hampir tujuh tahun Mas! Kamu bilang mereka pasti ngerestuin kita suatu saat nanti?"
"Yaudah, Kia ngga usah sekolah dulu."
"Hah? Keputusan kamu kayak gitu? Udah gila!"
"Jangan berani-berani ngumpat di depan anak kamu!"
"Kelakuanmu itu yang bikin aku sumpah serapah!"
"Jangan teriak-teriak! Kia nanti denger!!"
"..."
"Ngga usah dibikin ribut tiap hari!"
"Kamu bahkan malah diem waktu aku dihina sama Ibu, dan sekarang kamu pukul aku??"
Kia kebangun dari tidurnya dengan keadaan berantakan. Matanya basah dan tubuhnya dipenuhi keringat dingin. Cewek itu duduk dan perlahan nyender ke sandaran kasur. Nyoba nenangin diri karena mimpi buruknya waktu kecil sekarang datang lagi.
Waktu liat sekitar, Kia nyadar kalo ini sama sekali bukan kamarnya. Oh iya, ini kamar Nita. Dua jam setelah Gamal pergi, Kia langsung menuju ke sini sambil hujan-hujanan. Ngga mungkin pulang karena nanti Mamanya bisa bikin masalah ini makin lebar. Seketika, Kia ngga enak karena hidupnya nyusahin orang terus.
Kia ngambil air putih di meja lalu meneguknya, setidaknya butuh normalin kondisinya dulu sebelum kembali bertindak.
-------------------------------------------------------------------------
"Kia nya masih tidur?" Nita nengok ke arah lorong menuju kamarnya, terus balik lagi ngadep ke Ezra.
"Ngga tau, kayaknya masih."
"Duh padahal bisa kan ya naik taksi online, apa telpon aku aja gitu minta jemput." Kata Ezra merasa bersalah, ngerasa kalo ini kejadian gara-gara dia juga.
"Dia lagi kacau gitu mana kepikiran Zra, aku malah ngga kebayang kalo di posisi dia bakal gimana."
"..."
"Duuh, udah ay ini bukan salah kamu. Tindakan kamu bener kok, Almi nya aja yang masih kaget dan belom bisa nerima." Kata Nita nenangin tunangannya, terus nyubit pipi Ezra pelan.
"Abis,aku geregetan ay."
"Ya sama sih, aku juga. Gapapa ay, mungkin memang jalannya harus kayak gini dulu." Nita ngusap rambutnya Ezra, akhirnya cowok itu balik senyum lagi.
"Kamu udah panjang ini rambutnya ay. Nanti jangan lupa potong." Nita masih mainin rambutnya Ezra di sela-sela jarinya.
"Potonginn." Pinta Ezra manja sambil memajukan bibirnya.
"Ngaco aja, ngga ah aku ngga bisa."
"Yah yaudah aku panjangin sampe mirip Mbak Anggun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life) [✔]
FanfictionAnother bridge, a level up This is a lokal AU, a sequel from Gamal & Ezra Story. The cast name belongs to @lokalsvt on twitter. WARNING: Bahasa Semi Non-Baku