⛈33. Heather (2/2)⛈

346 50 17
                                    

How much I liked you, but I watch your eyes

As she walks by
What a sight for sore eyes
Brighter than the blue sky
She's got you mesmerized

While I die



Kalo ditanya kapan masa-masa paling indah dalam hidup, Dira pasti jawab jaman-jaman SMA. Bener juga kata orang tua dulu, masa SMA adalah masa yang ngga akan mudah terlupakan, ngga terkecuali buat Dira.

"Hai, jangan lupa hari ini ada tampil." Dira cukup terkejut tiba-tiba dihampiri dan diingatkan seperti itu. Apa iya ini beneran? Bukan mimpi kan? Kakak kelas kesayangannya ini beneran mengenalnya?

"Oh iya kak. Kok kakak tau aku?" Tanya Dira malu-malu, sosok di sampingnya memamerkan senyum ramah.

"Tau lah, lo selalu nonton teater paling depan. Gue udah hapal. Makanya hari ini jangan lupa nonton ya. Makasih udah mau appreciate ekskul teater." Ujarnya sebelum berlalu, Dira masih mematung di tempatnya berdiri. Koridor yang tadinya selalu terasa ramai menyesakan, sekarang seakan ikut berbunga seperti hatinya saat ini.

"Makasih, Kak Wahyu." Gumam Dira sambil berjalan dan tersenyum-senyum menuju kelasnya.

Dira adalah murid yang kemana-mana lebih suka sendirian, sedangkan perpustakaan selalu jadi tempat yang terlalu sepi untuknya. Dira bukannya bisa konsentrasi membaca buku, malah jadi ngantuk dan berakhir tertidur. Jadi daripada tertidur dan kurang produktif, Dira akan menghabiskan sorenya tiap minggu menonton pentas teater. Berawal dari tugas Bahasa Indonesia, berlanjut menjadi hobi dan mengagumi seseorang.

"Gue tau lo pasti dateng." Wahyu menyodorkan sekotak susu coklat pada Dira yang baru sampai pintu. Dira jadi semakin bahagia tiap minggu kalau begini.

"Makasih kak." Dira menerima kotak susu itu dengan senang hati, Wahyu bahkan mungkin tidak mengetahui namanya, tapi sikapnya sebaik ini.

"Gih duduk." Dira mengangguk sambil berjalan memasuki aula kecil itu, seperti disulap jadi ruang tampil teater sederhana. Ruangan ini selalu dipakai pentas tiap minggu, dengan penonton seikhlasnya. Ngga begitu banyak, tapi juga ngga kurang dari lima belas orang. Dira adalah salah satu diantaranya, yang selalu duduk paling depan. Peran Wahyu yang waktu itu sebagai King Arthur, membuat Dira terpikat sampai sekarang.

"Et et et, mau kemana?" Suara Wahyu yang sejak tadi masih di depan pintu membuat seisi ruangan menoleh ke arah sana. Tangannya sedang mencubit hidung seseorang, seorang murid perempuan.

"Mau nonton lah gimana sih, awas!" Kata cewek itu sambil melepaskan tangan Wahyu dari hidungnya. Melihat perempuan itu mencebik, Wahyu ngga kehabisan akal.

"Nih, yang strawberry punya lo doang. Udah kali ngambeknya," Dira menatap pemandangan itu nanar, lalu merutuki dalam hati soal kebodohannya sendiri.

"Hari ini gue anter pulang deh janji, sorry kemaren ninggalin Kiaa. Gue disuruh bapak jemput Wina di tempat les." Wahyu mengacak rambut perempuan itu sambil tersenyum cerah.

"Kan lo bisa-"

"Hape gue mati, udah clear?" Perempuan itu mengangguk, dan Wahyu merangkulnya sambil berjalan menuju belakang panggung.





LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang