☁41. When I Pray For You☁

302 42 16
                                    

⚠Warning! Sensitive Content⚠

Jingga masih sibuk dengan pakaian-pakaian boneka miliknya, yang ia sengaja bawa dari rumah untuk bermain. Karena melihat Kia sedang sibuk membereskan barang untuk dibawa ke rumah sakit, Jingga jadi ikut-ikutan menjadi sibuk. Tangan-tangan mungilnya sejak tadi melipat-lipat baju bonekanya lalu memasukannya ke dalam tas.

"Jingga udah beres belum? Kakak udah nih." Ujar Kia sambil menahan tawa.

"Udaaah. Sekarang ayo makan kakaaak, katanya ada puding coklat di meja." Rajuknya sambil menarik-narik baju Kia.

"Oke deh, ayo."

Kia mencoba untuk bangun dari duduknya, Jingga mengulurkan tangan mungilnya seakan ingin membantu Kia bangkit dari posisinya. Keduanya melangkahkan kaki menuju ruang makan. Di sana sudah ada Nita, Mama, Papa, dan Tante Irene. Meja makan hari ini terlihat cukup ramai dibanding biasanya.

Kia merasa cukup tersentuh melihatnya. Telapak tangannya mengusap permukaan perut, everybody is waiting for her here also. Rasanya hangat sekali karena dinanti dengan orang-orang yang penuh cinta seperti ini.

"Almi, mau pake fla nya ngga?" Tanya Nita sambil memindahkan tiga potong puding ke piring Kia.

"Pake deh. Makasih ya Nit." Kia tersenyum sambil menerima piringnya.

Makasih semuanya, thank you, really.

☁☁☁

Gamal langsung melesat menuju supermarket setelah pulang kantor, Kia bilang susu untuk ibu hamilnya kemarin habis. Untung aja Gamal tuh rajin nemenin istrinya kemana-mana, jadi tau apa yang dibutuhin dan tau harus beli yang mana. Bahkan Gamal udah ngga canggung lagi untuk beli persediaan pakaian istrinya untuk di rumah sakit nanti. Beneran udah ngga mikirin malu apa ngga diliat orang, yang dipikirin cuma mau istrinya nyaman.

Waktu mau menuju ke tempat parkir, dengan tas belanja di tangannya Gamal melihat seseorang yang dikenalnya. Lalu tanpa ragu langsung mendekati pria itu, yang sedang berdiri memandangi lemari kaca.

"Woy, ngapain?" Tanya Gamal santai.

"Eh kok di sini lo?"

Gamal tertawa lalu menepuk pundak temannya itu. "Abis belanja, lo lagi mau beli perhiasan buat siapa?"

"Gue mau ambil pesenan sih." Jawab Ezra sambil melirik kembali ke arah pintu yang tadi dimasuki salah satu penjaga toko.

"Buat Nita?"

Ezra mendengar nama istrinya aja, instan senyum. "Iya." Lalu terpikirkan sesuatu. "Eh iya lo sama istri lo jangan ucapin dulu dong please. Gue belom soalnya." Pintanya dengan tatapan memohon.

Gamal jadi ketawa liatnya. "Lah kenapa emang? Lo lupa ya tadinya?"

"Kalo lupa gue mana sempet pesen kalung lah, Gam. Bukan gue yang lupa, Nita malah yang ngga inget." Ujarnya, lalu kembali mengalihkan atensinya pada pesanannya yang sudah dibungkus rapi. Gamal menemaninya sampai Ezra selesai mengurus kadonya, kemudian melipir sebentar untuk jajan singkong Thailand dan satu gelas es kopi.

"Tumben sumpah, biasanya kan cewek tuh yang paling inget gituan. Apalagi ini tuh Nita." Kata Gamal masih takjub. Seingatnya, Nita terorganisir sekali sama seperti suaminya.

"Iya dia lagi sibuk-sibuknya, Gam. Baru aja tadi pagi dia beresin kerjaan, gue udah suruh rehat sih soalnya beneran semingguan begadang mulu."

"Hmm, gitu. Gantian ya Zra jadinya, terus di rumah jadi lo ya yang ikut sibuk?"

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang