Warning⚠️🔞
Sensitive content
Ezra buka pintu apartemennya, terus mengganti alas kakinya dengan sandal rumah. Matanya ngga menemukan Nita di tempat sebelumnya di ruang tengah. Samar-samar kedengeran suara alat penghisap debu, Ezra mengikuti suara itu. Istrinya ada di sana, di kamar tamu sedang bersih-bersih.
"Ay." Panggilnya, tapi Nita sama sekali ngga menoleh.
"Nita sayang." Ujar Ezra lebih keras. Karena ngga kunjung mendapatkan jawaban, jari Ezra tergerak buat mencolek pundak istrinya. Spontan Nita mematikan vacuum cleaner dan menanggapi Ezra.
"Bude udah pulang?"
"Udah, tadi aku anter sampe bawah."
"Oh iya, oke." Nita nyalain lagi mesinnya, dibelakangnya Ezra menghela napas berat. Ezra tau betul istrinya itu sedang menghindar. Bukan menghindari suaminya, tapi menghindari topik pembicaraan mereka.
"Ay." Ezra yakin Nita bukan ngga denger, tapi ngga mau denger. Ezra mematikan mesinnya secara paksa dan bikin istrinya menoleh gusar.
"Udah aku bilang, ngga usah dipikirin." Ezra memegang kedua pundak istrinya.
"Ngga bisa, ngga segampang itu." Nita menunduk, sama sekali ngga berminat natap mata Ezra karena itu bikin dia terus teringat peristiwa tadi.
"Cah Ayu?" Ezra memegang dagu istrinya, mengangkat wajah Nita agar menatapnya. Pandangan Ezra menangkap satu garis jejak air di pipi istrinya. Tangan Ezra dengan cepat mengusap pipi istrinya yang basah tanpa bertanya. Ezra merasa bersalah karena ngga pernah kiat istrinya selemah ini.
"Kamarnya wes bersih, udah kamu makan dulu. Dari tadi kamu ngga ada istirahatnya." Ezra menarik tangan istrinya pelan dan ngajak Nita duduk di sofa.
"Mau makan apa? Kalo mau pesen ngga apa-apa sayang. Bosen ya? Hmm?" Nita masih keliatan sedih jadi Ezra narik istrinya itu buat dipeluk. Wanita itu terisak dengan bahunya yang naik turun, lebih seperti crying hard in silence dan itu sangat menyesakkan buat Ezra.
"Maafin bude aku ya ay. Dia emang begitu orangnya, maaf ya."
"Bude kenapa sih Mas? Aku salah apa sampe digituin padahal baru ketemu? Kenapa juga bude pindah ke sini?" Nita bertanya di sela isakannya, cuma satu hari orang itu di sini tapi Nita merasa habis disiksa seminggu penuh.
"Hush, kok gitu? Mungkin dia ngetes kamu aja ay, nanti juga dia biasa aja. Maaf ya." Nita ngga menjawab sama sekali dan Ezra ngerti.
Bude Sindi adalah kakak perempuan dari Ibunya Ezra yang tinggal di Banten, kebetulan baru pindah sementara ke satu gedung apartemen yang sama. Ezra sebenernya cukup kaget karena mereka udah lama sekali ngga ketemu, mungkin lebih dari lima tahunan. Waktu Ezra nikah juga yang dateng cuma anaknya aja, katanya Bude sibuk urusin bisnis. Ayahnya memang suka cerita kalau Bude nya ini agak rese orangnya. Dulu juga yang ngelarang Mbak Wulan berkarir di modelling ya Bude ini jadi salah satu penentang paling keras.
Jadi, karena unit apartemen anaknya Bude nya lagi dibersihkan, mau ikut nginep dulu sehari di apartemen Ezra. Mendadak banget karena Bude nya ini tau-tau udah di depan pintu, ternyata Bapak udah ngabarin cuma emang karena lagi libur Ezra matiin notifikasinya. Ngga begitu ngaruh juga sih kalo dinyalain, ngasih taunya juga pagi-pagi sedangkan jam sebelas Bude nya udah sampe. Ezra cukup kaget dan ngga sempat peringatin istrinya soal Bude Sindi ini.
Nita nyambut baik banget, meski pun kaget karena dadakan terus bilang mau nginep. Hari itu Nita sama suaminya mau males-malesan seharian karena mereka berdua capek sama kerjaan. Nita baru ngirim draft ke penerbit sedangkan Ezra juga abis lembur. Nita udah mulai kerja lagi meski pun freelance, dan Ezra juga semakin sibuk di kantor. Jadi setiap hari libur, Nita sama Ezra memberikan diri sendiri hari malas sebagai self rewaed. Pas Bude nya dateng, kebetulan kamar tamu belum diberesin. Nita juga belum masak karena sama-sama bangun siang kayak Ezra.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life) [✔]
FanficAnother bridge, a level up This is a lokal AU, a sequel from Gamal & Ezra Story. The cast name belongs to @lokalsvt on twitter. WARNING: Bahasa Semi Non-Baku