"Iya Mbak makasih, nanti kalau jadi saya hubungin lagi." Kata Nita nebar senyum.
Nita keluar dari salon untuk kesekian kalinya hari ini. Ezra nyempetin diri buat pamit dan berterimakasih sama yang punya salon sebelum nyusul tunangannya ke luar. Nita lagi-lagi murung sebelum masuk mobil.
"Dua salon lagi ya di list kamu?" Tanya Nita sambil pake sabuk pengaman pas udah di mobil.
"Iya."
"Yaudah yuk." Nita masih berusaha sedikit senyum.
"Kita istirahat dulu aja yang, kamu belum makan daritadi."
"Kamu kan sibuk, kita ngga punya waktu lagi! Kalo nanti ngga ketemu gimana?" Ezra agak kaget waktu Nita naikin nada suaranya.
"Ngga gitu ay maksud aku, kamu makan dulu ya. Abis itu baru kita cari lagi. Percuma kalo salonnya ketemu tapi kamu malah tumbang." Balas Ezra dengan nada tenang.
"Iya deh."
Ezra nyetirin mobilnya menuju mall, karena yang lumayan deket dari situ ya cuma itu. Kafe lagi pada penuh pasti sekarang dan mereka cuma punya waktu sebentar sebelum jalan lagi.
Nita sama Ezra ngunjungin beberapa salon rekomendasi dari temen-temennya hari ini, buat nyari penggantinya Mbak Wendy. Tapi tetep ngga ada yang sreg, padahal udah capek plus pusing.
Harganya lah kemahalan dan hasilnya ngga worth, murah tapi pas liat alat kosmetiknya kotor, atau liat foto-foto dokumentasinya kurang bagus jadi ngga yakin. Padahal undangan dan lain-lain udah diurus dan tinggal tenang, eh taunya ada lagi.
"Kamu mau makan apa?" Kata Ezra sambil nyari tempat parkir yang kosong.
"Ngga napsu makan." Jawab Nita ngga minat sambil lepas sabuk pengamannya.
"Jangan gitu dong ay." Kata Ezra lembut, Nita mendengus kesel.
"Yaudah kita sambil jalan aja."
Keduanya memasuki mall sambil liat kiri-kanan, eh ngga sih Ezra doang yang sibuk nyari. Nita masih bete karena capek tapi ngga ketemu-ketemu MUA yang pas. Udah keburu pusing, sebulan lagi juga undangan siap disebar. Masa iya bela-belain make up sendiri aja? Sedih amat.
"Mau bakso?"
"Ngga mau."
"Richesse aja ya?"
"Lagi ngga kepengen ayam."
"Yaudah kalo sushi mau?"
"Mau."
"Oke."
Ezra gandeng tangannya memasuki resto, sambil ngobrol sama pelayan di sana buat milih meja. Agak penuh emang karena jam makan siang, untung nemu kursi di tempat yang enak. Lesehan sih, tapi daripada kedapetan meja sempit di pojokan ya mendingan ini. Nita seakan-akan baru sadar mereka mau makan di tempat apa. Tapi cewek itu juga nyadarnya setelah Ezra narikin kursi buat duduk dan cewek itu liat menu.
"Kamu pengen apa?"
"Zra maaf, kamu ngga apa-apa kita makan di sini?" Kata Nita cemas setelah liat menu sushi nya. Ezra senyum.
"Ngga apa-apa, aku bisa makan ramen. Rumput laut sama jamur kan masih bisa aku makan ay."
Ezra ngga suka ikan, khususnya makanan laut ya kecuali rumput laut sih. Tapi cowok itu tanpa ragu langsung ngeiyain pas Nita bilang mau makan sushi. Padahal kan, Ezra ngga suka.
"Masa kamu makan ramen doang?"
"Eeeh udah ngga apa-apa, cepet kamu pesen." Kata Ezra sambil ketawa, cowok itu juga sekarang lagi milih menu yang sekiranya cocok di lidahnya. Ezra bingung juga sebenernya harus pesen apaan, yang aman paling ramen doang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life) [✔]
FanficAnother bridge, a level up This is a lokal AU, a sequel from Gamal & Ezra Story. The cast name belongs to @lokalsvt on twitter. WARNING: Bahasa Semi Non-Baku