Should be 21+, maybe
I should be over all the butterflies
But I'm into you
And baby even on our worst nights
I'm into youLet 'em wonder how we got this far
'Cause I don't really need to wonder at all
Yeah, after all this time I'm still into youMandangin bulu mata Gamal adalah kegiatan paling menyenangkan buat Kia sejak pagi ini. Kia udah pernah liat Gamal tidur, di kampus, di sekre, di rumah, di apart. Tapi ngga pernah mandangin dengan jarak sedekat ini dan leluasa. Kia akan segera kabur karena gugup atau ngalihin pandangan. Tapi sekarang ngga ada alasan buat Kia menghindar, udah sah jadi lebih nyaman aja gitu hehe.
Dua hari tidur sama Gamal, Kia selalu bangun dengan Gamal yang lagi sibuk nyiapin sarapan di dapur dalam keadaan shirtless. Kia malu sebenernya Gamal selalu bangun duluan, mana sarapan udah disiapin pula. Jadi hari ini Kia bangun lebih pagi, curi start supaya bisa ngelayanin suaminya kayak istri idaman di stereotype orang-orang.
Waktu mau bangunin, Kia malah menemukan Gamal tidur mirip bayi. Mulutnya sedikit mengerucut dan terbuka, belum lagi dengkuran halus dan wajah polosnya. Kia terlalu betah mandanginnya, gemes banget.
"Daripada diliatin mulu aku nya kenapa ngga dicium?" Tanya Gamal tiba-tiba sambil membuka sebelah matanya. Kia tertawa malu. Gamal membuka matanya yang masih sayu.
"Aku udah manggang roti. Cuci muka terus ke meja makan." Kata Kia sambil berusaha nyembunyiin rasa malu.
"Hmm bentar." Gamal narik Kia ke pelukannya, ngga sih tepatnya ke atas perutnya. Kia sekarang bener-bener duduk di atas Gamal, posisi tercanggung karena Kia ngga pernah begini. Pernah dipangku, tapi posisinya nyamping dan di atas paha. Tapi ini...
"Iiih banguun." Kia berusaha keras menyembunyikan rona merah pipinya, tapi toh percuma. Jadi Kia cuma bisa berharap Gamal masih terlalu ngantuk dan ngga bisa liat mukanya yang merona parah sekarang.
"Sebentar, few more minutes." Suara berat Gamal terbenam di antara helai rambut Kia, Gamal tadi narik Kia jadi berbaring tengkurap di atas tubuhnya, tangannya mendekap erat Kia di atasnya. Sekarang hidung Gamal menggesek kulit leher istrinya, Kia tertawa geli.
"Hmm? Kok kamu udah wangi aja? Curang." Kata Gamal sambil mengusap punggung Kia pelan.
"Ugh, kamu aja yang kebo." Kata Kia sambil berusaha menyamankan posisinya, mencoba bangun tapi kekuatan tangan Gamal yang mendekapnya jelas bukan tandingan. Gamal terkekeh dengan suara beratnya, terus membalik posisinya mereka jadi Kia terlentang di bawah kungkungan tangannya.
"Terus dua hari kemaren yang tidur mulu siapa?" Ledek Gamal sambil ciumin seluruh wajah Kia di bawahnya, Kia tertawa kecil.
"Itu kamu yang bangunnya kepagian."
"Idih, ngeles." Gamal menjulurkan lidahnya dengan wajah usil.
"Aku bangun jam enam tau! Itu tuh belum siang." Jawab Kia sambil mencubit pinggang Gamal lalu mengelitiknya, Gamal terkekeh lalu menjatuhkan tubuhnya di atas Kia, nyaris menindih sempurna.
"Okay princess, you win. Kamu pake sabun apa sih wangi banget?" Tanya Gamal di antara kegiatannya menciumi leher dan tulang selangka Kia yang terbuka.
"Gamaaaal bangun ih."
"Hehehe iyaa."
Kia secara refleks menghentikan morning cuddle mereka karena belum siap buat lanjutin, lagi pula nanti toast nya keburu dingin. Eh ngga sih, emang masih malu aja sebenernya. Padahal pas pacaran tuh ngga gini, tapi pas udah gini malah lebih malu ngga tau kenapa. Kia suka secara ngga sadar ngasih sinyal ke suaminya kalo belum mau ngelakuin itu. Gamal juga ngga nuntut sih, ngerti banget malahan. Terus ini juga baru dua hari sejak mereka nikah sih, masih wajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life) [✔]
FanficAnother bridge, a level up This is a lokal AU, a sequel from Gamal & Ezra Story. The cast name belongs to @lokalsvt on twitter. WARNING: Bahasa Semi Non-Baku