☁️37. Another Peace☁️

336 46 11
                                    

Karena masih nikmatin masa-masa remote di rumah, Gamal jadi berasa dilayanin sama istrinya sepanjang hari. Bangun harus selalu dibangunin sekarang, kalo ngga ya udah di kasur terus sampe Kia paksa bangunin atau sampe cium aroma sarapan dari dapur. Terus tadi, dua-duanya malah yang kesiangan. Jadi Gamal sekarang masih di kamar mandi, sementara Kia sibuk rapihin rumah.

Hari ini anak-anak magang mau minta tanda tangan ACC lagi dari Gamal, kemaren masih banyak kan yang butuh perbaikan. Semuanya Gamal saranin buat dateng ke apart aja, karena ngga bisa ke kantor. Selain itu, Gamal mau nge-test aja ada apa ngga nih effort nya anak-anak. Eh giliran pada nyanggupin, Gamal yang kelabakan karena kesiangan.

"Kebiasaan kan! Pake baju dulu, yang." Kia baru saja menepuk punggung tangan Gamal yang hendak mengambil satu potong pisang goreng yang baru saja istrinya tiriskan.

"Satu aja satu." Kata Gamal setelah berhasil mengambil satu lalu mengunyahnya meskipun masih panas.

Kia menghela napas lalu mengabaikannya, tangannya sekarang meneruskan kegiatan yang tadi sempat tertunda. Pagi ini Kia ngegoreng pisang dan bala-bala, juga satu piring salad roll. Menghabiskan sayuran yang tersisa di kulkas. Kebetulan juga mau ada lumayan banyak tamu hari ini, sekitar lima sampai tujuh orang. Gamal tuh tega emang di hari terakhir masih ngasih revisi, terus bikin anak-anak harus minta tanda tangan lagi. Kia jadi inget dulu zaman skripsian dosen pembimbingnya kayak begitu.

"Yaaang, aku bukain pintu ya." Seru Kia waktu mendengar bel pintu berbunyi.

"Iyaa." Gamal masih memakai pakaiannya, jadi ngga bisa bareng Kia menyambut tamu.

"Permisi bu." Ujaar Yudha waktu Kia membuka pintu bersama Leo di dekat kakinya.

Kia mau ketawa liat muka tegang anak-anak itu, padahal suaminya pasti ngasih ACC hari ini tapi mukanya pada takut semua. Gamal tuh, jail banget. "Ayo masuk masuuuk."

Kia sebagai pemilik rumah, mengarahkan mereka ke dalam untuk duduk di ruang tengah dan mengatakan kalau Gamal masih di kamar mandi. Jeno sempat meminta izin untuk bermain dengan Leo dan tentu aja Kia mengizinkan. Meskipun Jeno dapat tatapan takut dari teman-temannya karena merasa kalau itu takut ngga sopan. Kia sempat tersenyum sekilas pada Dira yang hari ini menggunakan kacamata, sebelum berlalu ke kamarnya untuk memanggil sang suami.

"Itu anak-anak kamu apain? Pada takut gitu." Kata Kia setengah berbisik, sambil mengambil alih handuk Gamal untuk dijemur. Sebelum ditaro di kasur, nanti Kia marah kalo gitu :)

"Hehehe, aku bilang kalo hari ini doang aku free dan mau tanda tangan, terus bilang take it or leave it." Kata Gamal sambil menyisir rambutnya, Kia langsung mencubit pinggang suaminya. "Ih galak." Komentar Kia, Gamal malah tertawa kecil.

Di ruang tengah anak-anak sibuk saling berbisik-bisik mengobrol, ada juga yang ikut mengelus Leo. Sementara Yola dan Dira mengamati sekeliling, tepatnya beberapa foto yang tergantung di dinding. Yola kali ini ngga berani deh asal pegang-pegang atau nyentuh barang orang lain yang bukan miliknya. Setelah Dira cerita, Yola langsung minta maaf dan itu jadi pelajaran penting baginya.

"Cantik ya." Komentar Yola waktu melihat foto pre-wedding Kia dan Gamal di salah satu bingkai.

Dira mengangguk setuju sambil mengamati foto lainnya. "Dari dulu emang cantik kok."

"Hah? Gimana maksu-"

"Ini dimakan ya, Pak Gamalnya lagi ambil pulpen dulu." Ujar Kia sambil menyuguhkan makanan yang tadi sudah ia siapkan. Yudha dan Lucas langsung menatap piring itu lapar, mereka tadi sampe ngga napsu makan buat sarapan saking takut ngga ditanda tangani.

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang