I knew I loved you then
But you'd never know
'Cause I played it cool when I was scared of letting go
I know I needed you
But I never showedNow playing
Say You Won't Let Go - James ArthurKeras kepala.
Setidaknya kata itulah yang berputar-putar di kepala Jaeden saat ini. Sudah berkali-kali dia berusaha mengusir Raniya dari ruang santai A four. Tapi dengan Pede nya Raniya masih kuat stay di samping Jaeden walau konsekuensinya ia mendapat nyinyiran boncabe level 30.
"Lo kenapa nggak main keluar aja sih? Cari temen kek, nggak malu lo keluar sama kita mulu?" Jaeden mulai geram. Padahal ocehan Noah dan Galen sudah membuat telinganya sakit, apalagi sekarang tambah Raniya. Dia takut kalau fungsi pendengarannya berkurang.
"Nggak ah males. Gue nggak ketemu sama yang se frekuensi."
"Ya itu karena lo nggak nyari!"
"Males gue." enteng Raniya sambil menyender pada Jaeden membuat cowok yang nggak pakai almamater itu bergeser menjauh.
Noah dan Galen geleng-geleng kepala. Sedangkan Keenan tengah fokus pada Hapenya.
"Ran, daripada lo nyender Jaeden trus dimarahin mending nyender gue aja." kata Noah.
"Ogah ah, gue maunya nyender Jaeden, gue kan sukanya sama Jaeden bukan sama elo." ucap cewek cakep itu blak-blakan. Jaeden makin menambah jarak karena ucapannya barusan.
Galen menutup buku ditangannya. "Kasian banget lo berjuang sendirian."
"Nggak, nggak. Gue yakin suatu saat nanti gue pasti bakal dapetin Jaeden." ucap Raniya yakin.
"Ngimpi lo!" sahut Jaeden. Ia nggak berniat nimbrung di obrolan temannya.
Raniya tersenyum lebar. "Makasih lo babe, udah di semangatin."
Jaeden pengen muntah dibuatnya. Ia nggak habis pikir bisa ketemu sama spesies seperti Raniya yang bilang cinta ke dia setiap hari.
Jaeden tak mau menggubris ucapan nyeleneh Raniya. Tangannya sibuk menari di atas keyboard. Menyiapkan materi untuk belajar bareng Caleya. Hari ini Caleya nggak masuk sekolah. Walau dia sudah bisa jalan tapi tetap saja masih agak pincang.
Dan hari ini Jaeden berniat menjenguk Caleya sambil belajar. Bukan Jaeden sih yang minta, tapi Caleya sendiri. Dia mau proses belajarnya tetap lanjut. Jaeden sendiri fine-fine aja. Dia malah senang bisa punya waktu berdua bareng Caleya. Walau sedikit trauma juga. Karena kemarin dia jadi objek cakaran Caleya waktu kakinya di urut. Nggak salah banget memang Galen yang memberi Caleya julukan 'kucing oren' dulu.
Semua pasang mata di ruangan santai A four menoleh ke arah pintu kayu yang sedang diketuk. Galen dan Noah langsung otomatis bilang "masuk."
Pintu terbuka. Tampak cewek dengan potongan rambut choppy lob yang dikeritingkan.
Belum sempat bertanya, Keenan sudah berdiri duluan menenteng ranselnya dan menggandeng tangan Kalila. Cowok berpostur tinggi itu berpamitan pada ketiga temannya yang menatapnya cengo.
"Gue duluan ya, ntar malem gue tunggu di gym jangan lupa!"
Galen, Noah dan Jaeden saling pandang tak jelas. Keenan sama Kalila?!
Mereka bahkan nggak pernah berpikir sampai kesitu. Kalau Keenan dekatnya sama model cantik, mereka pasti nggak akan se cengo ini. Keenan itu bukan tipe orang yang serius macarin orang. Dia cuma main-main. Apalagi Kalila ini sahabatnya Caleya lhoh! Kalau temannya disakitin pasti dia nggak akan diam saja. Dekatin Kalila sama saja dengan loncat ke vormir!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTERI (A1- ARKA)
Teen Fiction[Jaeden Martell FanFiction] Kehidupan SMA menyenangkan Caleya Stephanie Faraish sirna setelah cowok bernama Jaeden Arka Lieberher dan ketiga antek-anteknya dengan sengaja menempelkan red card sialan di pintu lacinya. Pasalnya,siapa saja yang mendap...