Siapin mental buat part panjang ini ges, tarik napasnya, jangan dibuang.. Mubazir.Happy Reading!
I wonder if you're thinkin', "Is she alright all alone?"
I wonder if you tried to call but couldn't find your phone
Have I ever crossed your thoughts because your name's all over mine?
A moment in time, don't watch me cry
A moment in time, don't watch me cryNow playing
Don't Watch Me Cry - Jorja Smith cover by Alexandra PoratSuasana tiap grub chat Antariksa International High School berubah ramai pagi ini. Begitu juga dengan hape Caleya. Banyak notifikasi masuk ke hapenya yang rata-rata berisi akun instagramnya yang di-tag oleh orang tak dikenal pada fotonya yang menyender pada Jaeden dan Tante Marisa sebagai sorotan utama. Cibiran dari netizen julid Antariksa juga turut membanjiri kolom notifikasi hapenya. Dari yang mengatainya nggak tau malu, nggak tau diri bahkan calon pelacur.
Semua itu menyakitkan bagi Caleya. Namun tak ada apa-apanya dibandingkan dengan tatapan kecewa Jaeden yang ditujukan padanya saat ini.
"Gue.. Gue nggak nyebarin foto itu jae, bahkan gue baru tau kabarnya hari ini." Bela Caleya pada diri sendiri.
"Tapi foto itu cuma lo dan Alexa yang punya! Trus darimana orang bisa dapat foto itu kalau bukan dari lo?!" Suara Jaeden meninggi, membuat keberanian Caleya semakin mengkerut.
"Ya gue nggak tau kenapa foto itu bisa di post! Tapi gue beneran nggak post foto itu Jaeden! Gue bukan tipe orang yang suka ngelanggar janji!!"
Jaeden meninju loker di sebelah kepala Caleya. Bunyi bedebum membuat Caleya menutup mata. "YA TERUS SIAPA YANG POST KALAU BUKAN LO?!"
"GUE BILANG BUKAN GUE JAE! KENAPA LO NGGAK PERCAYA SAMA GUE??!"
Caleya melebarkan mata. Lagi-lagi cowok itu membentaknya untuk kesalahan yng bahkan ia tidak mengerti. Caleya membuang muka. Menyembunyikan matanya yang memerah. Ia nggak suka dibentak, apalagi terlihat lemah karena menangis.
Jaeden mundur dua langkah. Ia mengacak rambutnya frustasi. Hatinya tak percaya cewek dengan rambut penuh tepung di hadapannya bisa menyebar foto sensitif itu. Namun semua bukti menunjuk padanya, ia tak bisa berbuat apa-apa.
"Gue kecewa sama lo cal!" Ketusnya kemudian meninggalkan Caleya dengan kondisi hati yang nggak baik-baik saja.
Jaeden memasang topi ke kepalanya. Mulai mempersiapkan diri untuk amukan Papanya nanti. Kalau hati Caleya sakit, hatinya lebih remuk, Jaeden harus menghadapi Papanya, kondisi Mamanya yang masih kritis, dan cewek yang dicintainya menangis karenanya. Sungguh perpaduan yang luar biasa.
"Lo yakin Caleya yang nyebarin?" Bisik Noah pada Galen dan Keenan. Tiga cowok itu berdiri di ujung koridor. Membiarkan Jaeden menyelesaikan masalahnya dengan Caleya.
"Gue nggak yakin sih, tapi mustahil foto itu bisa kesebar tanpa campur tangan Caleya." Ucap Keenan, ia menatap lurus ke arah Caleya yang kini menangis sesenggukan.
"Gue juga nggak percaya, kita bakal cari tahu kebenarannya." Putus Galen.
◇◆◇
Caleya memasuki ruang kelas 10 Mipa 2 setelah membersihkan dirinya yang penuh tepung. Baru mau mendudukkan diri, dia disambut duluan dengan mejanya yang penuh coret-coretan. Caleya nggak melihat keberadaan Aura di dalam kelas. Entahlah mungkin belum datang.
Caleya meredam amarahnya. Berusaha mengusirnya jauh-jauh. Ia nggak ingin menciptakan masalah baru. Menahan kantuk dan menahan tangis sungguh perpaduan paling buruk yang pernah Caleya rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTERI (A1- ARKA)
Teen Fiction[Jaeden Martell FanFiction] Kehidupan SMA menyenangkan Caleya Stephanie Faraish sirna setelah cowok bernama Jaeden Arka Lieberher dan ketiga antek-anteknya dengan sengaja menempelkan red card sialan di pintu lacinya. Pasalnya,siapa saja yang mendap...