Fase Tigapuluhsembilan

192 29 46
                                    

Yeah, I see us in black and white
Crystal clear on a star lit night
In all your gorgeous colors
I promise that I'll love you for the rest of my life
See you standing in your dress
Swear in front of all our friends
There'll never be another
I promise that I'll love you for the rest of my life

Now playing
Black and White - Niall Horan





Hari yang ditunggu-tunggu murid Antariksa akhirnya tiba. Setelah berbahagia berhasil naik kelas, malamnya mereka lanjut party-party. Last-Year Party itu sudah seperti event tahunan nggak resmi Antariksa. Berawal dari keisengan kakak kelas dulu, dan terus berlanjut sampai generasi berikutnya. Jadi di pesta meriah itu nggak ada campur tangan guru atau dana sekolah sama sekali. Semuanya murni dari uang siswa yang memang tajir-tajir.

Tepukan meriah terdengar setelah Kalila menampilkan lagu I'll Never Love Again milik Lady Gaga yang berhasil membuat seluruh peserta Party terkagum-kagum oleh pesonanya. Entahlah, cewek itu kelihatan beda sekali malam ini. Wajah chubby nya yang lucu berhasil membuat banyak cowok menoleh dua kali. Termasuk partner party nya, si Galen.

Walau begitu, Caleya sedikit sangsi dengan lagu pilihan Kalila. Harusnya dia kan menyanyikan lagu dengan theme yang fun. Bukannya menyanyikan lagu melow seperti itu. Setelah pulang nanti Caleya akan menanyainya.

"Cupcake?" Galen menyodorkan cupcake ke depan muka Caleya. Hampir saja cream nya mengenai hidung.

"Ya nggak usah gitu ngasihnya! Ntar kena muka gue."

Galen cengengesan. "Ya habis muka lo kayak orang dikejar hutang. Suram kayak  rumah kosong. Party tuh kayak mereka berdua tuh!" Galen menunjuk Noah dan Aura yang ribut saling foto. Sesekali pura-pura deket untuk manas-manasin Bian.

"Biasa aja tuh muka gue," elak Caleya.

"Jaeden masih belum balas chat lo ya?" Galen membaca pikiran.

Caleya menghela napas. Padahal ia sudah hampir lupa, malah diingetin lagi. Hal itu sudah mengacak-acak emosi Caleya seminggu ini. Jaeden sama sekali nggak membalas pesan ataupun panggilannya. Hal kecil itu membuat Caleya uring-uringan dan overthinking tiap malam. Ia nggak sadar kalau hal itu adalah indikasi kalau ia sudah sampai ke fase cinta pakai banget pada Jaeden.

"Emang kalau ngurus kerjaan se sibuk itu ya len?"

Galen tertawa. "Kok lo tanya sama gue?"

"Kan lo juga sama kayak Jaeden. Pewaris perusahaan gedhe, bonyok lo juga punya rumah sakit kan?"

Galen mengulas senyum tipis. "Ya emang kadang kayak gitu sih, tapi skala nya Jaeden lebih gedhe, perusahaan dia lebih besar. Koneksinya juga lebih banyak, makannya kerjaannya juga banyak."

Caleya manggut-manggut. Ia bisa mengerti sekarang.

"Lo harus mulai terbiasa sama hal kayak gitu cal, tu cowok banyak urusan. Dan lo juga nggak perlu khawatir sama Jaeden. Dia nggak bakal kepincut bule." Galen terkekeh di akhir kalimat.

Suara Mc terdengar. Setelah banyak basa-basi tadi, Mc mulai melanjutkan acara. Kalila juga sudah muncul dari backstage. Caleya memberi ucapan selamat dan pelukan pada cewek itu. Begitu juga dengan Galen. Entah kenapa Kalila muncul sendirian nggak bersama Keenan. Noah dan Aura juga ikut mendekat. Mereka berdua tampak berantakan. Mungkin capek berdebat.

"Keenan mana lil?"

Kalila tersenyum tipis. "Katanya tadi mau keluar sebentar." Galen ber-oh pelan.

ARTERI (A1- ARKA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang