Fase Empatpuluh

207 31 34
                                    

2000+ nih, Happy reading ya!

I just wanna be somebody to someone, oh
I wanna be somebody to someone, oh
I never had nobody and no road home
I wanna be somebody to someone
And if the sun starts setting, the sky goes cold
Then if the clouds get heavy and start to fall
I really need somebody to call my own
I wanna be somebody to someone
Someone to you

Now playing
Someone to You - Banners

Baru kencan pertama setelah lima bulan pacaran memang terasa aneh untuk pasangan biasa. "Tapi kita kan extraordinary" dalih itulah yang diluncurkan Jaeden saat ia mengajak pacarnya untuk dating. Entah dianggap apa dia yang selalu menemani Jaeden berkuda dan jalan-jalan kalau senggang. Pada akhirnya, Caleya hanya bisa mengiyakan pasrah. Pasalnya akhir-akhir ini kesibukannya bersama club pameran juga nggak memberinya waktu untuk menemui Jaeden. Mumpung besok weekend juga.

Cewek dengan jeans berwarna baby blue itu mengikat ujung kemejanya yang sengaja dibuka. Menampakkan tanktop putih sebagai dalaman. Juga kalung-kalung berwarna emas yang tergantung di leher. Ia berkali-kali merapikan detail penampilannya. Kemudian menambahkan senyum secerah matahari dan turun ke bawah.

"You ready?" Sapa seorang cowok dengan celana jeans hitam dan kaus putih berbalut jaket jeans berwarna senada dengan milik Caleya begitu ia membalik badan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You ready?" Sapa seorang cowok dengan celana jeans hitam dan kaus putih berbalut jaket jeans berwarna senada dengan milik Caleya begitu ia membalik badan.

Caleya berbinar. "Lo bawa motor?"

"Bawa lintah sih."

Caleya mencibir.

"Udah tau motor pakai nanya!"

"Iya-iya, galak bener lo!" Cewek itu mendekat.

"Kasian ya anak lo dimasa depan, punya bapak galak macam hitler!"

Jaeden tertawa sekilas. Ia memasangkan helm ke kepala Caleya. "Buruan naik," titahnya.

"Gue posisinya gimana nih? Miring atau gimana?"

"Terserah, mau pakai posisi tegak lurus, atau berpotongan sama sumbu x juga nggak masalah."

Caleya tertawa kecil. Ia memukul bahu Jaeden. Cewek itu pun naik ke jok belakang dengan semangat. Senyuman lebar terpasang di bibir manisnya.

"Pegangan!"

Caleya mendengus. "Nggak usah modus!"

Jaeden mengangkat alis. Bisa Caleya lihat dari pantulan kaca spion. "Yaudah terserah. Gue udah memperingatkan"

Motor yang dikendarai Jaeden dan Caleya melaju dengan kecepatan tinggi. Menurut dugaan Caleya, Jaeden memang sengaja. Ia merasa Jaeden sedang tertawa iblis karena ia merangkul  pinggang cowok itu dengan erat.

"Lo bisa pelan-pelan nggak sih?! Gue gemeteran." Caleya berteriak. Bodo amat sama pengendara lain yang mendengarnya. Jantungnya kayak ditarik ulur tiap lihat Jaeden menyalip motor di depannya.

ARTERI (A1- ARKA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang