Sudah satu minggu ini Ale dirumah bersama suaminya. Sudah satu minggu ini Ale menenangkan pikirannya. Dan sudah satu minggu ini Ale dan Arka saling mengenal satu sama lain.
Meskipun keadaan Ale masih terpuruk, namun ia sudah dapat mengendalikan dirinya sendiri. Mencoba mengikhlaskan sang ayah.
Setelah sarapan bersama sang suami, Ale duduk termenung didepan teras rumahnya. Entahlah, ia hanya sedang ingin melamun sekarang.
"Ale" panggil Arka menyadarkan lamunan istrinya.
Ale mendongak menatap Arka yang sudah berpakaian rapi.
"abang mau kemana? "
Arka tersenyum, Alepun ikut tersenyum. Sekarang pengganti ayahnya adalah Arka. Sosok pemuda tampan yang sangat baik.
"saya mau pergi kerja, kamu dirumah dulu ya. Mau titip sesuatu nggak? " tanya Arka sembari mengusap rambut Ale.
Bibir Ale melengkung kebawah, setelah itu ia berdiri. Menyamakan tingginya dengan Arka. Meskipun sebenarnya tetap tinggi Arka, dan tinggi Ale hanya sebatas dagu Arka.
"Ale nggak mau dirumah sendirian, abang" rengek Ale sambil memeluk Arka. Kebiasaan Ale ketika tidak ingin berpisah.
Arka tersenyum, dia sangat bersyukur. Hubungannya dengan Ale sudah semakin dekat.
"sebentar lagi bunda kesini, sekarang kamu masuk. Mandi gih, masa mau ketemu mertua belum mandi. Emang nggak malu? " bujuknya sembari membalas pelukan Ale dan mengusap punggungnya.
Ale mendongak, menatap Arka dengan mata bulatnya.
"bunda nggak jahat kan abang? " tanya Ale.
Arka terkekeh, ia menggeleng pelan.
"nggak sayang, sekarang kamu mandi ya. Abang sudah mau telat ini" semenjak bersama Ale selama satu minggu ini, Arka sudah berani memanggil istrinya 'sayang'.
Ale tersenyum malu, ia melepas pelukannya dan mengambil tangan Arka untuk ia cium. Sebagai seorang istri, tentunya Ale selalu berusaha menjadi pendamping hidup yang baik untuk Arka. Begitu juga Arka.
"abang berangkat dulu ya" ucap Arka setelah baru saja mengecup kening istrinya.
Ale mengangguk sambil tersipu malu. Setelah itu mobil Arka keluar dari gerbang rumah Ale.
***
Arka berjalan menyusuri rumah sakit. Benar, dia adalah seorang dokter muda di rumah sakit milik ayahnya.Usianya sudah menginjak 24 tahun, tapi dia sudah begitu sukses dalam bidang kesehatan.
Arka duduk di dalam ruangannya, saat ini ia sedang memeriksa beberapa berkas yang sudah menumpuk di mejanya.
Ceklek.
Pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok dokter muda yang sama dengan Arka. Dia Ali, sahabat Arka semenjak Sma hingga sekarang.
Arka mendengus melihat siapa yang datang, "salam dulu, Li" ucapnya mengingatkan.
Dengan cengiran khasnya, Ali duduk didepan Arka " iya pak ustadz, assalamualaikum"
"waalaikumsalam, ngapain kesini? " tanya Arka to the poin.
"eits, santai dong. Pengantin baru kok ketus banget. Gimana pak ustadz? " tanya Ali sambil tersenyum tak jelas.
Ali memang selalu memanggil Arka dengan 'pak ustadz' ketika ia ingin menggoda atau bercanda dengan Arka.
Kening Arka mengerut tak mengerti "apanya yang gimana? "
"itu.. Malam pertama. Secara gitu, gue kan kepo. Gimana sih malam pertama seorang Arkano, si alim yang tampan. Dan tak lupa, orang yang nggak pernah ngerasain pacaran. Nah gue bingung, gimana tuh malam pertamanya? " tanya Ali sambil menaik turunkan alisnya.
Arka menatap Ali datar. Meskipun ia dan Ale sudah sah dimata agama. Demi Allah, Arka dan Ale belum pernah melakukan hal itu.
Bahkan paling berani, Arka hanya mencium kening, puncak kepala, dan juga memeluk Ale. Dan satu lagi tidur bersama dengan pembatas guling ditengah.
"kalau nggak ada hal penting, mending jangan disini. Saya sibuk" ucap Arka tanpa menjawab pertanyaan nyeleneh dari sahabarnya.
Ali mendengus, " galak amat bang. Btw, kondisi Ale gimana? "
Ketika Fathur kecelakaan, beliau dilarikan di rumah sakit tempat Arka bekerja. Jadi, perihal berita pernikahan dadakan Arka dengan Ale sudah menyebar luas disini.
"alhamdulillah sudah mulai membaik" jawab Arka.
Ali mengangguk anggukan kepalanya berkali kali. Akibat ia menanyakan hal privasi sahabatnya, Ali jadi lupa apa tujuan sebenarnya ia datang kesini.
"oh iya, lo dapat pasien di kamar 25. Katanya pasiennya pingsan" ujar Ali ketika ia sudah mengingat tujuannya kesini.
Arka berdiri tegak, menatap Ali dengan heran "astaghfirulah.. . Kenapa nggak bilang dari tadi sih"
Dengan cepat dan gesit, Arka menarik Ali keluar ruangannya dan segera menuju kamar pasien.
Menurut kalian ceritaky gimana? Jangan lupa vote dan komen ya. Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Hubby
Teen FictionAlesha Wulandari. Ale itu manja, Ale itu cantik, Ale itu... otaknya agak gesrek, Ale itu.. sedikit polos, maybe. Tepat dihari ulang tahunnya ketika Ale berusia 20 tahun, bukan pelukan atau do'a yang biasanya ia dapat. Melainkan kabar buruk. Ayahny...