Tara mempertajam pandangannya, begitu ia sampai di rumah sakit, hal pertama yang ia lihat adalah. Arka, dokter tampan itu sedang duduk di bangku taman rumah sakit.Begitu Tara duduk di samping Arka, kehadirannya tidak disadari.
Dengan lancang, Tara menyentuh tangan Arka.
"astaghfirullah" ucap Arka terkejut.
Tara tersenyum ketika Arka melihatnya.
"dokter kenapa ngelamun?" tanya Tara.
Arka menggeser duduknya. Ia tau gadis ini adalah Dhita. Seseorang yang ia tabrak da memperkenalkan dirinya kepada Arka di kantin.
Arka menggeleng, "maaf, sudah masuk waktu dzuhur. Saya mau shalat dulu"
Kali ini Tara akan membuat Arka berbincang lama dengannya. Saat Arka berdiri, Tara menarik pergelangan tangannya.
"maaf, tolong lepasin. Saya harus segera shalat" ucap Arka merasa risih.
Tara ikut berdiri setelah ia melepaskan tangan Arka.
"saya juga mau shalat. Ayo" ajak Tara dan langsung mendahului Arka.
Tara benar benar semakin cinta dengan Arka. Selain tampan, mapan, dan juga baik, Arka itu juga terlihat ahli dalam hal agama.
Tadi saat shalat pun yang menjadi imam di masjid rumah sakit adalah Arka.
Setelah selesai shalat dzuhur, Tara mengejar Arka yang sudah menuju parkiran. Aksinya akan dimulai lagi.
"dokter" panggil Tara ketika sudah berada tepat disamping mobil Arka.
Arka menoleh, "eh, iya. Kenapa?"
Tara berdehem menghilangkan gugup, "saya boleh nebeng nggak? Soalnya tadi naik taxi"
Memang nyata. Tara ke rumah sakit tidak menggunakan mobil. Itu juga bagian dari rencananya agar diantar oleh Arka.
"maaf Dhita. Saya harus segera pulang. Mungkin kamu bisa naik taxi lagi" tolak Arka.
Dalam hati, Tara mengeram marah. Oke baiklah, untuk sekarang ia tidak boleh terlalu memaksa. Tara harus terlihat anggun di depan Arka.
"yaudah kalau gitu" setelah itu Tara pergi. Ia harus segera pulang dan menyusun rencana. Lagi.
***
Begitu sampai dirumah, Arka langsung mencari istrinya. Dan dapat. Ternyata Ale sedang menonton tv.
Arka tersenyum. Berjalan kearah sofa dan langsung duduk. Memeluk istrinya dari samping dan meletakkan kepalanya diceruk leher Ale.
Karena Ale tidak ada rencana keluar rumah, jadi ia melepas jilbabnya.
"astaghfirullah" tadinya Ale melamun, memikirkan ucapan Tara tadi pagi.
Arka mendongak, mengakkan tubuhnya.
"kok tumben nggak tidur siang?" tanya Arka.
Ale menggeleng.
"mas Arka kok udah pulang. Dari kapan?"
"baru aja"
Arka turun dari sofa. Duduk dibawah tepat berhadapan dengan perut Ale yang semakin membesar.
Dengan perlahan lahan, Arka mengusap perut istrinya.
"anak abi baik baik disana ya sayang" setelah itu, Arka mengecup perut istrinya yang terhalang baju.
Ale tersenyum sambil mengusap rambut suaminya. Untuk sekarang, pikirannya teralihkan dari ancaman Tara. Biarlah, Ale tak akan membiarkan Tara masuk kedalam rumah tangganya.
Kedua tangan milik Ale menangkup wajah Arka. Mendongakkannya agar menatap Ale. Setelah itu Ale mendekat. Mencium tepat di bibir Arka. Menyalurkan kasih sayangnya yang tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Hubby
Teen FictionAlesha Wulandari. Ale itu manja, Ale itu cantik, Ale itu... otaknya agak gesrek, Ale itu.. sedikit polos, maybe. Tepat dihari ulang tahunnya ketika Ale berusia 20 tahun, bukan pelukan atau do'a yang biasanya ia dapat. Melainkan kabar buruk. Ayahny...