26. With my wife

2.6K 161 2
                                    

Arka sudah pulih dari luka tusuknya empat bulan yang lalu. Kasus Tara juga sudah diberi keadilan. Ia mendekam di balik jeruji besi.

Setelah selesai shalat subuh, Arka dan Ale duduk diranjang. Menikmati suasana hari Minggu.

Ale tertawa kecil ketika Arka mengusap perutnya. Sekarang usia kandungan Ale sudah sembilan bulan. Dan satu bulan lagi mereka akan mempunyai seorang anak.

"sayang" panggil Arka. Saat dua minggu di rumah sakit, Arka benar benar merasa tersiksa. Ia tidak bisa berduaan dengan bebas seperti sekarang.

Arka memeluk Ale dari samping. Meletakkan lehernya diceruk leher Ale yang sedang tidak mengenakan jilbab. Menghirup aromanya rakus.

"geli ih"

Meskipun Ale berusaha menjauhkan kepala suaminya dari lehernya, usahanya tetap sia sia. Sekarang tangan beserta tubuhnya dipeluk oleh Arka.

Arka tersenyum senang. Ia menjauhkan kepalanya ketika barusaja menyesap leher istrinya.

Ale mendengus,  "kebiasaan deh"

"maaf. Mas khilaf" ucap Arka disertai cengiran polosnya.

Ketika ingin beranjak dari kasur, Arka mencegahnya. Mempererat pelukannya ditubuh Ale.

"mau kemana?hm"

Tubuh Ale merinding, mendengar suara lirih Arka yang terdengar serak dan berat. Ia harus segera keluar dari kamar. Jika tidak bisa bisa suaminya semakin khilaf.

"awas ih, Ale mau masak" rengeknya sembari berusaha melepaskan tangan Arka yang meilit tubuhnya.

Arka menyeringai, "cium dulu dong"

"nggak mau. Nanti mas suka khilaf kalau habis dicum"

"kali ini mas janji nggak akan khilaf"

Ale tetap menggeleng. Aha. Arka punya ide.

"nolak perintah suami dosa loh"

Ale menghembuskan nafasnya kasar. Ia harus bisa bersabar dalam menghadapi Arka yang seperti ini.

"yaudah iya"

Arka tersenyum penuh kemenangan. Ia melepaskan pelukannya di tubuh Ale. Sembari menunggu Ale menciumnya. Arka menutup matanya, agar ia tidak mudah khilaf nantinya.

"sayang. Kok lama sih"

Arka membuka matanya. Ale sudah pergi dari kamar. Ia juga mendengar tawa indah istrinya dari luar.

Tak apa tak dapat cium, Arka punya banyak cara.

"awas kamu sayang" ucapnya sambil menyeringai.

***

Selesai sarapan. Ale diajak oleh Arka ke depan tv.

"sini baring" ucap Arka sambil menepuk sofa lebar depan tv.

Ale menurut ia mendengus. Sebenarnya Arka itu mau apa sih?

Setelah Ale berbaring, Arka tersenyum senang. Ia mengambil posisi duduk dibawah.

Tadinya Ale ingin marah ketika Arka menyingkap kaos panjangnya sampai dada. Namun ia urungkan saat Arka mengusap perutnya dengan pelan.

Ale memejamkan matanya. Menikmati setiap sentuhan tangan Arka diperutnya.

" assalamualaikum. Anak abi apa kabar?"

Sembari terus mengusap perut Ale, Arka terus mengajak calon bayinya berbicara, meskipun tau bahwa suaranya tak akan didengar.

Arka melihat wajah Ale, sepertinya istrinya terlalu menikmati usapannya. Karena sepertinya Ale sudah terlelap.

Arka memegang kaos Ale, ia terkekeh pelan. Dengan perlahan, Arka semakin menyingkap kaos Ale hingga sebatas leher.

Tujuannya saat ini adalah....ingin memegang aset Ale yang berada di dadanya.

Bismillah,  "maafin mas ya Le"

Tangan Arka terulur untuk memegangnya. Namun sebelum itu terjadi,

Plak.

Ternyata dugaan Arka salah. Istrinya tidak tidur. Menggeplak tangan Arka yang hampir saja memegang asetnya.

Mata Ale melotot, "mau ngapain?ha"

Arka menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Yah kepergok lagi deh.

"boleh ya sayang" sambil mengeluarkan puppy eyes nya, Arka juga menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

Ale menghela nafas. Jika ia bisa bangun dengan mudah maka Ale akan menolak permintaan Arka.

Namun Ale sadar, ia tidak bisa bangun dari tiduran jika tidak dibantu oleh suaminya.

Dengan berat hati, Ale mengangguk. Memberi izin suaminya untuk memegang asetnya. Ia pasrah.

Arka tersenyum, ia memberi sebuah kecupan di dahi Ale. Dengan senang hati Arka melanjutkan kegiatannya. Namun...

Tok tok tok.

Arka menghembuskan nafasnya kasar. Siapa sih yang datang di pagi hari seperti ini?.  Menganggu saja.

"bukain dulu mas. Tamu adalah raja" ucap Ale sambil terkekeh.

Arka mengangguk. Setelah membantu Ale bangun, ia berjalan menuju pintu masuk rumahnya.

"ngapain sih?" tanya Arka ketika tau tamu tersebut adalah Ali.

Ali terkikik. Bisa ia tebak. Sahabatnya ini pasti sedang bersmesraan dengan Ale, namun gagal. Ia sudah tahu itu.

"nggak lama kok pak ustadz. Nih"

Ali menyodorkan sebuah undangan pernikahan.

"kamu nikah sama Disya?"

Ali mengangguk. Semenjak Ali melihat Disya saat Ale diculik, ia menyukai perempuan itu. Dan beberapa minggu kemudian, Ali melamarnya. Dan kabar baiknya, Disya tidak menolak. Sepertinya Disya juga menyukai Ali.

"selamat ya"

Ali mengangguk, "makasih. Gue pamit dulu. Gue tau lo lagi pengen nempel terus sama istri lo"

Arka begumam jujur. Setelah itu Ali pamit dari rumah Arka. Ia juga punya jadwal tersendiri dengan calon istrinya.

My Best HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang