25. In hospital

2.1K 166 0
                                    

Pagi ini Arka sudah di pindahkan. Dan Ale sudah berada di dalam ruangan. Menunggu suaminya membuka mata.

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam, papah"

Wira berjalan menuju brankar putranya. Ia mengusap dahi Arka. Putranya sudah dewasa. Sebentar lagi ia juga akan menjadi seorang ayah seperti dirinya.

Wira tersenyum. Arka itu anak yang baik untuk Wira dan istrinya.

"kamu sudah makan?"

Ale menggeleng.

Wira mengehela nafas, "papah udah bawakan kamu makanan. Jangan terlalu memikirkan dirimu sendiri. Ada bayi di dalam perutmu"

"iya pah"

Wira meletakkan rantang makanan buatan istrinya dimeja.

"nanti dimakan ya nak. Ayah mau jemput bunda kamu dulu"

Ale mengangguk. Membiarkan mertuanya pergi.

Dengan perlahan, Ale berjalan menuju sofa. Tanganya memegangi perut, kemudian ia duduk dan segera makan.

Sementara itu tanpa Ale sadari, Arka membuka matanya perlahan. Meringis kesakitan manakala ia merasakan sakit dibagian dadanya.

Ia ingat tadi malam terkena luka tusukan dari Dhita. Dan istrinya selamat. Hah Ale? Dimana istrinya?.

Arka mengedarkan pandangannya. Samar samar ia mendengar suara dentingan sendok.

Arka bernafas lega. Ia bersyukur. Ternyata itu istrinya. Sedang makan. Arka terus memperhatikan istrinya,  sampai sampai bola mata milik Ale melihat matanya.

"Mas Arka" Ale terkejut sekaligus senang. Dengan bersusah payah,  ia berdiri dari duduknya. Arka jadi tidak tega melihat Ale, rasanya ia ingin membantu. Namun tidak bisa

"ada yang sakit? Mas Arka lapar? Atau mau minum?"

Arka tersenyum mendengarnya. Istrinya sungguh menggemaskan.

Arka menggeleng lemah. Ia menunjuk bibirnya sendiri.

" mas Arka mesum. Udah tau lagi sakit, masih aja sempat sempatnya minta cium"

Ale cemberut. Suaminya benar benar tidak tau kondisi dan malah terkekeh setelahnya.

"sini" Arka memberikan ruang agar Ale memeluknya. Ia rindu istrinya.

Dengan perlahan, Ale duduk. Dan setelah itu ia memeluk Arka. Menangis di pelukan suaminya.

Tadi malam Ale benar benar merasa takut. Ia takut kehilangan semua orang yang ia sayang.

"kenapa sayang? Hm" arka mengusap punggung istrinya perlahan.

"Ale hiks.... Ta-takut... Kehilangan... Hiks... Mas Ar-ka"

"sssttt udah. Mas Arka disini. Jangan nangis lagi"

Arka mengecup puncak kepala Ale. Sekali lagi, ia benar benar bersyukur.

My Best HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang