15. Kepergok Bunda

2.4K 164 1
                                    


Setelah bersiap untuk berangkat kerja, Arka turun kebawah.

Bau masakan tercium ketika ia sampai didapur. Begitu melihat isti kecilnya sedang memasak, Arka tersenyum.

Selain perubahan busana yang Ale gunakan, istrinya itu juga sudah mulai bisa memasak. Dan satu hal lagi yang membuat Arka bahagia adalah,

"mas Arka. Tunggu dulu ya, sebentar lagi nasi gorengnya matang kok" ucap Ale ketika melihat Arka yang sudah turun dari kamar.

Arka tersenyum. Ia berjalan menuju istrinya. Memeluk Ale dari belakang dan mencium pipi istrinya dari samping.

Karena kehadiran junior mereka, hubungan keduanya semakin lengket.

"mas, ih jangan gini dong" gerutu Ale kesal.

Selain memeluknya dari belakang, Arka masih saja menciumi pipinya atau terkadang Arka juga mengecup bibirnya.

Setelah mematikan kompor,  Ale menghadap Arka. Melipat tangannya didepan dada dan berkata,

"mas Arka, stop"

Arka tertawa. Istrinya ini sangat lucu disaat marah seperti ini. Sebelum ia berangkat kerja, Arka harus mendapat sesuatu yang membuatnya semangat dari istrinya.

Tangan Arka melingkari pinggang Ale. Seketika tubuh Ale menegang. Ia masih belum terbiasa dengan Arka yang seperti ini.

"mau ngapain sih, mas?" bisik Ale.

Arka tersenyum. Yang menjadi fokus tatapannya hanya satu. Bibir Ale.

Bismillah. Dengan gerakan yang lambat, Arka memiringkan kepalanya.

Ale gelagapan. Tangannya refleks meremas kemeja depan Arka. Ketika bibir Arka sudah semakin mendekat dan,

"Ale, sud.. "

Fitri, bunda Arka terkejut. Ternyata kedatangannya tidak tepat.

Dan tepat saat itu juga, Ale mendorong suaminya. Menggagalkan ciuman mereka.

"ada a-apa bunda?" tanya Ale gugup.

Arka lupa. Setelah ia mengabari perihal kehamilan Ale, bunda menginap dirumahnya.
Arka menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Ia sungguh sangat merasa malu.

Fitri berdehem, sungguh ia ingin sekali tertawa.

"bunda cuma mau tanya. Hari ini Ale ke kampus atau enggak?"

"enggak bunda. Ale udah mengundurkan diri" jawab Ale sambil melirik Arka.

Sekarang Ale sudah tidak kuliah. Semenjak morning sickness nya yang hampir setiap hari, Arka tidak ingin Ale merasa lelah.

Bukannya merasa sedih karena cita citanya sebagai penulis tak tercapai, Ale malah senang. Ia jadi tidak perlu repot repot untuk mengerjakan skripsi. Lagipula ia ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik.

Fitri mengangguk, "bagus. Bunda juga nggak setuju kalau Ale masih kuliah. Bunda khawatir sama kandungan kamu"

"yaudah, kalau gitu Arka berangkat dulu" pamit Arka.

"loh, mas nggak mau sarapan dulu?"

Arka menggeleng. Setelah mengecup kening istrinya, ia juga mengecup punggung tangan bundanya dan langsung keluar rumah.

Gagal sudah rencananya.

My Best HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang