9. Akhirnyaaa

2.9K 228 0
                                    


Arka membuka pintu kamarnya. Ia baru saja pulang dari kerja. Dari tadi ia mengucap salam, tapi tak ada sahutan. Dan benar saja, ternyata istrinya sudah terlelap.

Setelah membersihkan diri, Arka menaiki kasurnya.

"abang.. Hiks" lirih Ale sambil menghadap suaminya dan memeluk Arka.

Arka terkejut, kenapa istrinya menangis?. Ia kira Ale sudah tidur. Sambil berbaring, Arka membenarkan posisinya agar Ale nyaman memeluknya.

Sembari menunggu Ale bercerita, Arka mengusap punggung istrinya.

Ale mendongak menatap Arka. Dan saat itu juga, Arka terkejut. Pipi istrinya memerah seperti bekas tamparan.

"ini kenapa Le?" tanya Arka lembut.

Meskipun Arka panik, namun ia tetap berusaha tenang agar istrinya segera bercerita.

Ale mengusap ingusnya dikaos yang digunakan Arka. Setelah itu, ia bercerita.

Flash back on.

Plak.

Tamparan keras mendarat di pipi Ale. Dia Tara, mantan Danis.

Kemarin setelah Danis memberi Ale coklat, ada seseorang yang melihatnya dan langsung lapor kepada Tara.

Tara mengira bahwa Danis memutuskannya karena Ale. Maka setiap ia melihat Ale berdekatan dengan Danis, emosinya memuncak.

Dari dulu ia ingin melabrak Ale, namun baru sekarang ia sempat melakukannya. Disini, ditoilet putri.

"denger ya. Gue itu muak sama lo, Le. Gue sakit hati. Kenapa harus Danis yang suka sama lo? Kenapa Le? "tanya Tara sambil terisak.

Ale menggeleng tak tahu. Pipinya perih akibat tamparan dari Tara. Air matanya sudah turun. Hatinya sakit.

"lo denger baik baik. Sekali lagi gue tau lo deket Danis lagi, gue akan buat perhitungan untuk lo" ujar Tara mengancam.

"lo itu jangan kayak perempuan murahan dong, gue tau lo cantik. Tapi jangan cowok gue juga lo embat"

Belum puas memaki dan menampar Ale. Sebelum ia melangkah keluar, Tara menyempatkan mendorong kepala Ale dengan jari telunjuknya.

Flash back off.

Arka mengehela nafas berat, "udah, kamu nggak usah sedih. Abang percaya, kamu nggak mungkin ngelakuin hal itu"

Ale menggigit bibir dalamnya. Baru pertama kali ini ia ditampar.

"t-tapi Ale.. .hiks. .takut ditampar lagi ab-ang"

Arkan mengusap rambut belakang istrinya, "kalau Ale nggak salah, jangan takut. Ale jangan lemah, Ale harus bisa buktiin kalau ucapan Tara itu salah"

Ale diam, mendengarkan setiap nasihat yang keluar dari mulut suaminya. Matanya menatap dada Arka yang basah karena air matanya.

"Ale...hiks, sakit ha-hati abang.hiks.."

Ale mengadu, menganggap Arka seperti ayahnya. Ia rindu. Hatinya semakin sakit.

"ssst, sayang.. . Ada abang disini. Ada bunda,  papah, dan juga Disya. Jadi, Ale jangan sedih lagi"

Arka mengusap punggung Alesha. Menunggu istrinya hingga berhenti menangis.

Ale mendongak, menatap suaminya.

"abang" lirihnya.

Arka menaikkan alisnya. Menatap wajah Ale dengan teliti. Hidungnya merah, matanya sembab, bibirnya merah merona dan mengerucut lucu.

Selama beberapa menit mereka saling bertatapan. Tiba tiba jantung Arka berdetak kencang ketika menatap bibir Ale. Mengingat beberapa hari lalu mereka batal berciuman.

Tanpa sadar, Arka mengusap bibir mungil Ale. Membuat tubuh Ale menegang.

Arka sudah mati matian menahan nafsunya, tapi tetap saja hatinya bergejolak. Setelah memantapkan hati, Arka memejamkan mata sembari mengucapkan do'a.

"Ale, abang minta maaf"

Sebelum Ale ingin membuka mulut, tiba tiba Arka memenuhi keinginannya beberapa waktu lalu. Berciuman.

Tak hanya itu, ternyata dugaan Arka benar. Ia tak akan tahan, tempatnya benar benar mendukung. Begitupun suasananya, sunyi.

Dan setelah itu,  Arka melakukan hal lebih. Meminta hak nya sebagai seorang suami. Memberi nafkah batin yang pertama kali untuk istrinya, Ale.

My Best HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang