Selama diperjalanan, Ale benar benar memikirkan cara agar ia mendapat ciuman dari sang suami.Seperti saat ini, ia sedang berjalan menuju ruangan Arka. Hari ini Arka lembur, maka dari itu setelah pulang dari kampus Ale langsung menuju ke sini.
"taraa" Ale membuka pintu ruangan Arka dan langsung masuk dengan wajah yang tersipu malu. Sebentar lagi aksinya dimulai.
Arka menggelengkan kepalanya, "salam dulu, Ale"
Setelah mengecup tangan Arka, Ale tertawa kecil. Ia lupa mengucap, "assalamualaikum abang suami ku tercinta"
"waalaikumsalam" jawab Arka.
Ale menutup pintu ruangan dan setelah itu ia duduk di depan Arka.
"kenapa nggak langsung pulang, Le?. Emang nggak capek? "tanya Arka heran. Pasalnya ia sudah mengabari Ale sebelumnya bahwa ia akan pulang terlambat.
Bibir Alesha mengerucut, "abang nggak suka ya, kalau Ale disini? "
Arka menggeleng, "bukan, Ale. Sekarang ada apa sayang? Kenapa kamu datang kesini? "
Hati Ale berdebar kencang. Sebentar lagi dua keinginannya akan terwujud. Satu merasakan ciuman. Dan satunya mendapat novel.
Alesha merubah raut wajahnya menjadi serius. Aksinya akan dimulai dari sekarang.
"abang cinta nggak, sama Ale? "tanya Ale.
Kening Arka mengerut, ada apa dengan istrinya?. Kenapa tiba tiba menanyakan hal ini?.
Arka meletakkan bolpoinnya, menggenggam erat tangan Ale.
"meskipun kita nikah karena ayah, tapi abang nggak pernah sedikitpun merasa menyesal. Abang cinta dan sayang sama Ale" ucap Arka yakin.
Ale tersipu malu mendengarnya.
"kalau abang cinta dan sayang sama Ale, sekarang Ale minta ciuman"ucap Ale frontal.
Arka kaget, "ci-ciuman? " jakunnya naik turun akibat menelan ludah.
Ale mengangguk antusias. Bukannya tidak tahu, Arka hanya memastikan.
"be-beneran? " tanya Arka gugup.
Ale berdiri, merasa tidak suka dengan pertanyaan suaminya. Ia menduga bahwa Arka tidak mau berciuman dengannya.
"abang kok nanyanya gitu, emang kenapa? Abang nggak mau ya, ciuman sama Ale?" dengan nafas yang memburu, Ale tersulut emosi karena malu mengajak suaminya ciuman terlebih dahulu.
Karena Arka tak kunjung menjawab, Ale pun merasa semakin yakin.
Bukannya tak mau, hanya saja Arka takut jika ia ingin lebih dari ciuman. Masalahnya sekarang mereka masih berada di rumah sakit.
"abang jahat, Ale mau pulang kerumah ayah. Ale mau minta cerai" ucap Ale ngawur.
Tanpa menunggu jawaban Arka, Ale langsung melangkah untuk keluar dari ruangan suaminya.
Ketika akan memutar knop pintu, pergelangan tangan Ale ditarik. Beberapa detik Ale sadar, tubuhnya berada tepat dihadapan sang suami.
Dapat Ale rasakan, jantung Arka begitu berdetak dengan cepat.
Bismillah, dengan yakin Arka memberanikan diri untuk memenuhi permintaan istrinya.
Tangan Ale meremas kemeja depan Arka ketika suaminya memiringkan wajahnya.
Ale jadi gugup sekaligus takut. Ketika hampir saja bibir mereka bertemu, tiba tiba
"astaghfirullah, pak ustadz. Gue tau ini sudah malam, tapi kalo kalian mau buat anak bukan disini tempatnya" itu suara Ali, ia terkikik geli.
Arka memejamkan mantanya, menahan nafsunya yang sudah membara. Berbeda dengan Ale, istrinya itu langsung memeluk tubuhnya. Mungkin Ale malu.
"Alii" panggil Arka geram menahan amarahnya.
Begitu melihat wajah Arka yang memerah dan juga tatapan tajamnya, Ali segera kabur. Namun sebelum itu,
"silahkan kalau mau dilanjut, saya pergi dulu pak ustadz".
Vote komennya jangan lupa ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Hubby
Teen FictionAlesha Wulandari. Ale itu manja, Ale itu cantik, Ale itu... otaknya agak gesrek, Ale itu.. sedikit polos, maybe. Tepat dihari ulang tahunnya ketika Ale berusia 20 tahun, bukan pelukan atau do'a yang biasanya ia dapat. Melainkan kabar buruk. Ayahny...