Chapture 14

1K 107 30
                                    









Enjoy with my story










Kini mobil Jimin terparkir di depan rumah Hajoon, setelah menenangkan Hajoon yang menangis Jimin memutuskan untuk pulang, toh ia menghadiri acara itu hanya untuk absen.

Tangannya mengompres pipi Hajoon dengan es batu, saat perjalanan pulang mereka mampir untuk membeli es batu. Hajoon sendiri diam dengan sisa-sisa sesegukan, dirinya sedih saat kakaknya melakukan kekerasannya ditempat umum, di sisi lain ia juga malu saat Jimin mengetahuinya.

"Apa dia selalu memukulmu?" tanya Jimin.

Hajoon menggelengkan kepalanya pelan, "ani."

"Sudah berapa kali kau ditampar?"

"D-dua."

Jimin menghela nafas, tidak tahu jika temannya itu bisa sekasar itu dengan adiknya, "apa tidak ada yang tahu jika kau adiknya Jongin?"

"Hanya Yoongi Oppa dan sahabat Jongin Oppa."

Jimin mengangguk-anggukkan kepalanya, setelah merasa es batu yang ia pegang sudah meleleh Jimin pun membuangnya. Kemudian berjalan keluar dari mobil, membuka pintu yang ada di samping Hajoon.

Jimin menggandeng Hajoon sampai depan rumah, kemudian tangannya mengusap pipi kirinya yang masih terlihat merah. "Kalau masih sakit kompres lagi, eoh?"

Hajoon mengangguk, setelahnya Hajoon dikejutkan dengan perlakuan Jimin. Bagaimana tidak? Tiba-tiba saja Jimin mendekat dan mencium pipi kirinya.

"Biar lekas sembuh."

Hajoon menunduk malu, "Go-gomawo."

Setelah itu Hajoon masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Jimin yang ribut sendiri. Tangannya menepuk bibirnya beberapa kali, "bagaimana bisa kau nyosor sembarangan." gumamnya.

Jimin berbalik menuju mobilnya dan mendapati mobil lain masuk halaman rumah Hajoon, dan Jimin pikir itu milik Jongin.

Jimin pun berjalan mendekati Jongin, Jongin terkejut mendapati Jimin di halaman rumahnya. Walaupun beberapa temannya mengatakan jika adiknya datang dengan Jimin, tapi ia tidak percaya.

"Jimin? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jongin.

Jimin mengedikkan bahunya, "aku baru saja mengantar Hajoon, wae?"

"Kau membawanya ke acara tadi?"

"Hoo."

Jimin menghela nafas pelan, kemudian berdiri tepat di hadapan Jongin, "aku tidak tahu apa masalahmu, juga sebenarnya aku tidak ingin mencampuri urusan orang lain. Tapi... Tidak bisakah kau tidak berbuat kasar pada adikmu? "

Jongin terkejut mendengar ucapan Jimin, darimana dia tahu? Apa Hajoon yang menceritakannya?

"Jangan berpikir jika Hajoon yang menceritakannya padaku, nyatanya aku melihat sendiri bagaimana kau menamparnya." ucap Jimin.

Jimin menepuk bahu Jongin, "kalau kau tidak bisa melihatnya sebagai adik, lihatlah dia sebagai seorang perempuan. Apa kau tega menyakiti seorang perempuan yang notabenenya kita terlahir dari rahim perempuan?"

Jimin pun pergi meninggalkan Jongin yang terdiam mencerna ucapannya.












.















Daddy Sugar [FF Yoongi BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang