Chapture 15

1K 88 20
                                    









Enjoy with my story





.
.
.
.
.
.

Mata itu terbuka perlahan, menampakkan netra indah yang menatap sekelilingnya bingung. Hingga netranya berhenti saat mendapati sang suami menatapnya sambil tersenyum.

"Kau sudah bangun? Tunggu sebentar."

Yoongi yang hendak memanggil Dokter terhenti kala sebuah tangan menahannya, Yoongi menoleh mendapati mata berkaca-kaca dari istrinya.

"Jangan pergi... Jangan tinggalkan aku..." lirih Hyora.

Yoongi menghela nafas, kemudian duduk kembali. Menekan tombol darurat yang ada di dekat brankar. Tangannya langsung dipeluk oleh Hyora, Yoongi dapat merasakan tangan Hyora bergetar.

"Jangan buang aku... Mianhae.. Aku kotor... Mianhae... Jangan-" Ucapan Hyora terpotong dengan ciuman dari Yoongi.

Yoongi masih ingat peringatan dari dokter, untuk tidak membuat istrinya berpikir berat. Yoongi melepas ciumannya, mengusap pipi Hyora, "Kau tidak kotor, aku datang tepat waktu. Berhenti menganggap dirimu kotor." ucap Yoongi.

Hyora menggelengkan kepalanya, "Kau membuangku, kau akan meninggalkanku."

Yoongi menangkup wajah Hyora, "Aniyo, tidak ada siapa yang meninggalkan siapa. Maafkan aku eoh, aku sudah membuang surat itu."

Bibir Hyora tertarik ke bawah, kemudian disusul isakkan keras, "Mianhae... hiks... Mianhae... hiks.."

"Aigoo~ uljimara~"

Yoongi menarik tubuh Hyora ke dalam pelukannya, merasa bersalah karena membuat Hyora takut dengan surat gugat itu. Dan pelukan mereka pun terhenti saat Dokter datang karena panggilan darurat tadi.












.















Hyora menatap takut ke arah Jimin yang kini duduk di sofa sambil melipat tangannya. Karena Yoongi sedang sibuk dengan perusahaan yang ia tinggalkan beberapa hari, membuatnya tidak bisa menjaga istrinya dan menyuruh Jimin untuk menjaga Hyora. Melupakan fakta bahwa Hyora masih takut bertemu orang lain selain Yoongi.


Jimin sendiri sengaja menatap tajam Hyora, karena dirinya muak melihat Yoongi yang selalu kerepotan karena istrinya itu.


"Ya! Tidak bisakah kau tidak berbuat ulah?" tanya Jimin.


Yang pastinya tidak mendapat jawaban karena Jimin sendiri tidak membutuhkannya. Jimin bangkit dari duduknya, berjalan mendekati brankar Hyora.


"Kau tahu? Sejak dulu hidup Yoongi Hyung itu penuh tekanan, Hyung juga pernah hampir kehilangan nyawanya. Dan sekarang kenapa kau datang jika hanya mempersulit Hyung? Seharusnya kau tahu diri. Sudah enak kau dibebaskan dari Bibimu tapi kau tidak tahu Terima kasih."


"Hiks.."

Jimin mendengus saat mendengar Hyora yang mulai menangis, ia tidak akan bersimpati, biarkan saja Hyora sadar.

"Hiks.. Mianhae... hiks.. A-aku.. tidak be-bermaksud.. hiks... seperti itu.. hiks.."

Semakin lama tangisan Hyora semakin keras, membuat Jimin tidak tega. Hey, ia tidak bermaksud membuat Hyora menangis seperti ini. Sepertinya ia lupa jika ini bukan Hyora yang akan membalas segala ucapan yang ia lontarkan, Hyora sedang rapuh.


Daddy Sugar [FF Yoongi BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang